untuk sembunyi. deru angin yang kian terjal
menyelusuri lekuk tubuhmu. terdiam di ujung jemari
mencari arah hilangnya bayangbayang.
bayangbayang itu adalah diriku yang kau relakan pergi
merenungi sepi di tempat paling asing. pada celah bebatuan sungai
juga rimbunnya daun malam.
kita akan menemuinya kembali. melamakan sore
hinggap di puncak bukit. namun kau telah merelakanku pergi
di bawah bulan sabit kau sibuk menciptakan bayangbayang
mungkin merasa lebih sunyi.
Sumedang,
Maret 2012
Maret 2012
No comments:
Post a Comment