Gairahku jelas patah tak berarah
membaca mulutmu penuh ratusan tawon
bergerumul dalam emosi batu
bersenjata setumpuk literatur penuh romansa
kau memaki cinta yang kerontang
dengan jiwa meradang
bahkan penamu merajah barabara maya
menguapkan sebentuk figur rindu rahasia milikku
yang selalu membilur dalam lamun tak berhirau
sedangkan aku hanyalah segelembung busa rapuh
berkehendak pikir memaksa tampil
sambil membilang jejakjejak kenang bersama angin
kini satu pinta purna kuhatur lembut
di jati dadamu
sempurnai saja setombak pemikiran
yang telah ada sebelum kita bersua
sebab asmara ini jelata
27042012, Utara Jakarta
No comments:
Post a Comment