kanda, kauberjanji akan merinduku seharum hujan dalam puisi. jarak kita, beriak membayang dalam doa dan qalam masih kuzikirkan rindu, lirih ketika jiwa hampir berdebu dan membatu.
lihatlah kerling langit yang hening menderit kata melontar kelam cuaca
kita mengecil dalam rahsia, menggigil bahasa
hidup adalah deru yang menyimpan ribuan lorong tikungan. kita bercinta tanpa sentuhan dan perjumpaan. hanya hadir dalam gulir ingatan yang deras pada nafas hujan dan hempas bayangan. aku khuatir cintamu ditelan kabut semudah nyawa diragut maut lalu lenguh sesal tersengal seperti temali ajal di leher kekal.
aku seperti telah kehilanganmu sebelum sempat menjumpaimu. puisiku berqasidah muram pada sepi wajah tengadah. mengeja lelah dan kalah.
betapa mata hati memiliki kekuatan pandang
hakikat kerinduan adalah ketik keindahan
dan cinta menghulur kekuatan
maka kita begitu dekat mengerat janji
jiwa merungkas batasbatas cemas dan kesedihan
janjimu adalah bunyi yang pejal dalam lengang sunyiku
aku bangkit dari langit yang sempit mendekap rindu dalam temaram:
“harapan adalah nyanyian kehidupan, dari sentuhan tangan Tuhan"
aduhai, rindu ini masih mengalir dalam tabir hati yang sendu dan sunyi. berjanjilah padaku kekasih, seperti terpejamnya mata malam nan sunyi. kauakan menemaniku sehalus jingga dalam senja tanpa henti mengurai bicara dan pesan.
: Bintang Kartika
20120717
No comments:
Post a Comment