Tujuan kumpulan puisi online PBKS ini diwujudkan adalah untuk memartabatkan bahasa melayu kebangsaan dan bahasa nusantara di samping mengeratkan silaturrahim dan ukhuwah dalam dunia penulisan melayu nusantara di maya.Salam persaudaraan serumpun buat semua.

Pihak kami sangat menghargai karya-karya yang dikongsikan di sini. Oleh yang demikian,sebarang pengeluaran semula karya haruslah merujuk dan mendapat keizinan pihak admin terlebih dahulu.

A B A D I


telah datang penyeru kebenaran
membuka jalan keindahan abadi
pada hari yang telah digariskan
sekelian muka tertunduk hina
memasuki api berkobar berganda ngeri dari magma merapi
diberi minum dari mata air yang sangat panas
tiada makanan kecuali dari pohon berduri
tidak menggemukkan, tidak pula menghilangkan lapar dan dahaga
janji-Nya buat mereka yang engkar

dan banyak pula muka yang bersinar berseriseri
menuai janji-Nya atas benihbenih kebaikan dari muka bumi
duduk di takhta yang indah lagi tinggi di taman syurgawi
di dalamnya mata air bening sejuk mengalir
gelasgelas berisikan minuman tanpa aroma duniawi
peraduan dengan bantalbantal tersusun rapi
dan permadani indah terhampar sepanjang mata memandang
abadi
janji-Nya buat mereka yang taqwa.

:Bintang Kartika
20120430
07:07pm

TAK MUNGKIN

datang membawa cinta
tak mungkin
hapus segala luka di dada
tak mungkin
melukiskan bahagia
tak mungkin
menjadi ratu hidupmu
tak mungkin
memberikan makna
tak mungkin
menebarkan senyum sapa
tak mungkin
menebal rasa pada
tak mungkin
tak mungkin kau tak mungkin
karena kau
karena aku
tak mungkin bersatu

:ady rosady
cianjur.30-04-2012

DI KUBURAN



kemboja di sebatas pasir
daun-daun sepi bergoncangan

ketika masih diberi nafas
luhur budi dan garapan perjalanan
iman

yang di sana itu
enggan pulang untuk bercerita

di suatu petang yang redup
sepohon teduh mengkalungkan
cerita jujur

sebuah cerita abadi, bukan cerita misteri

Bunga Putih


Bunga-bunga putih berguguran di jalan tanah merah
tergaul daun-daun kering menjadi sampah
terbuang di pinggir jalan di sapu si tukang sapu
atau hanyut ke takungan air kumbahan setelah dihanyutkan resah air hujan
orang pun lupa asalmu dari pepohon rendang
yang pernah mengukuhkan tebing halaman
lalu asal usul bukan lagi asas kemenangan apatah lagi kebahagian
kerana kebahagiaan hanyalah buah kepada hati yang bersih suci
kerana kebahagiaan hanyalah buah kepada hati yang dipenuhi syukur dan reda.

Kerana asalmu bunga putih dari pohon yang tinggi
gugurmu belum tentu di teduh bayang
kerana angin menyambar,membawamu terbang jauh
mungkin kau tercampak ke perdu onak dan duri
mungkin kau tercampak ke resah arus dan lopak
apa lagi kau pastinya hanya menanti hanyut dan reput
atau kau hanya menanti diangkut kepusat pelupusan sampah

Bunga putih,kembangmu di tinggi rendang pohon
Tapi gugurmu tergaul busuk sampah,sama resah,sama rendah,sama musnah
lebihmu hanya pernah harum di serakah hidung penjarah
menjadikan luka hatimu lebih parah,kehilangan maruah.

Yajuk
Bukit jering
27 april 2012

SENJA


SENJA...
Tika senja melabuhkan tirainya...
Kutermenung dalam suram mentari...
Terasa diri ini terlalu jauh dari rahmat ILAHI.

DOSA!!!
Dosa yang telah dilakukan...
Menerjah dilubuk fikiran...
Masihkah ada secebis kemaafan...???

YA ALLAH...
Gelap sungguh kehidupan ini...
Tanpa " NUR IMAN " dariMU, YA ALLAH
Baru kini kutersedar...
Haluan hidup yang kutiti...
Memusnahkan pedoman dalam diri
Melemparkan hatiku ini kelembah kehinaan...

YA ALLAH...
Kegelapan...
Kau terangi dengan " NUR IMAN " MU YA ALLAH...
Menginsafi diri dengan keTAKWAan & keSABARan...
Kau suluh jalanku menuju SYURGAMU...
dan Kau cahayakan dgn HIDAYAHMU...
Hanya padaMU kuserahkan diri...
Mohon kemaafan...

YA ALLAH...
Yang Maha Pengasih Lagi Penyayang...
Bimbinglah hambaMU ini...
Agar tidak terumbang ambing meniti perjuangan yg belum selesai...

YA ALLAH...
Kumemohon...
Kuberdoa...
Limpahilah rahmatMU YA ALLAH...
Agar mentari hidupku sentiasa bersinar...
Sesinar " NUR IMAN " ......

YA ALLAH...
Aku tahu Kau mendengar hati ini,
Kau tetapkanlah pendirianku menuju redhaMu…
Aamiin Ya Rabbal ‘Alamiin…

Untukmu Sobat : Chairil Anwar



jika engkau binatang jalang
yang terbuang dan meradang

lalu kami siapa ?

jika engkau membawa luka sambil berlari
hingga hilang pedih dan perih

lalu kami siapa ?

jika peluru menembusmu dalam kata
dan engkau hidup seribu tahun lagi

lalu kami kini berkata:

tak ada lagi luka di negeri ini
karena tuhan sudah menjadi pemimpin
semua syair dan sajak bahkan doa
pergi tinggalkan kami semua
tersisa hanya lubang
liang perkara semua dusta

dan kini aku yang berkata padamu

jika kini engkau masih dapat berpuisi, sobatku
mungkin bukan AKU judulnya, tapi MEREKA !

Pamulang, 29 April 2012

SEANDAINYA


Kawinlah kiranya jodoh menjelang
agar lenamu kian panjang
tidak lagi dilamun bimbang
dan sedih pilu asyik mengenang
pada kehilangan yang tersimpan
di dada ingatan.

Binalah mahligai indah
adar khusyukmu bersujud sejadah
tidak lagi resah gundah
bila tiba saat harus tergadah
akan ada yang mengusap duka
dan lenamu mengulit mimpi
tanpa hampa
tanpa dosa.

Biarkan orang bercerita
menyebar seribu cerca
andai ketentuan menetap kata
itu bukan lagi dusta
tak ada lagi ilusi
pada sebuah kisah angan
lalu kau pun mengenggam setia
pada sebuah kisah nyata.

Che Fauziah Idris
Kuala Kurau.
Perak
29 April 2012

DEMOKRASI JALANAN


Maruah bangsa tercalar sudah
jika dibiar mengundang padah
perilaku bagai ingin menjajah
demokasi jalanan memecah belah.

Gembira benar bermain api
seronok sungguh sentimen diuji
bila berpuak pakat membenci
keharmonian negara bagai ditaji.

Melampau sungguh mendabik dada
tidak sedarkan diri mengada -ngada
demokrasi jalanan memporak peranda
keamanan tergugat berganda -ganda.

Wahai bangsa bersatulah teguh
jangan semangat kian merapuh
kalau hanya asyik mengeluh
maruah bangsa di ambang geruh.

Kita sekalian anak perbumi
cinta harmoni biar bersemi
andai bangsa sentiasa diuji
pasti bergolak di sana sini.

Che Fauziah Idris
Kuala Kurau,
Perak
29 April 2012.

RUMAHKU DIMAKAN


dulu rumah ini bau wewangian persatuan
semua darah tertumpah menjadi bongkahan mutiara
tak bimbang dengan perbedaan bersatu demi cita
tak ada laba-laba, ulat bulu,tikus-tikus
yang ada hanya kemerdekaan

tapi kini hilang sudah
sampah-sampah, tikus-tikus, dan ulat bulu mengisi setiap ruangan
tak ada kemaslahatan
yang ada kepentingan didewakan

tak kenal kawan
hanya lawan yang dikibarkan

tak peduli pada tangisan sejarah
kekuasaan dan kepuasan dijadikan Tuhan
kemanusiaan dibinasakan

pendidikan terlantar di jalanan
kesehatan tak dilukiskan
kesejahteraan dibungkam kebohongan

sejuta pena menangis butuh ilmu
seribu bayi lari mencari susu
perawan jadi bahan pelampiasan
pemuda diadudombakan
ayah bahunya retak cari kesejahteraan
siapa yang peduli
yang ada hanya janji bangkai

bangkai-bangkai bangku rubuh dimakan pula
apa kemanusiaan sudah dihilangkan?
di mana rumah ayu itu?
kembalikanlah
:adi rosadi
Cianjur, 29-04-2012

** Salam Bunga Tebu atau Runduk Padi **


salam...
dalam titian kehidupan
melangkah dalam keheningan
menuju cahaya terang masa depaan
merunduk...
dan menunjang saat kehijauan
di pinggiran pematang
atau kebun milik orang
duhai kehidupan

lihat lah...
saat kumbang madu bercengkrama di bunga tebu
mencari sari
untuk dijadikan madu
dalam sarang yang tinggi
namun
diasap pawang alam
menjadikan khasiat kehidupan
namun....
lebah memberi senyum .........?????

salam....
saat hari merambat petang
aku yang hijau di tepian pematang
menanti mentari tenggelam dan terbit
mencapai saat kekuningan
ku ditangan petani yang setia di lumpur
di kaki kaki yang sederhana
tertunduk dalam kebesaran alam
karena kaklku hanya sedalam lumpur pematang
bukan setinggi petani

salamku.....
bunga tebu atau runduk padi
berpagar pada untaian kata hati
saat lebah enggan berkepak
atau petani yang enggan menapak
apalah aku ????

salam bunga tebu
atau runduk padi
anak pinggiran kota yang mencari jati diri


Telagajiwaku
Radion Lamongga sabtu 28.04.2012 23.06pm

DUHAI ANAK DUHAI SAYANG


Wahai anak-anak tambatan hati
Dengarkan pesanan ibumu ini
jadikan dirimu berbudi pekerti
agar hidupmu sentiasa dirahmati.

Duhai sayang belahan jiwa
jangan buatkan ibu kecewa
jangan terlalu banyak tertawa
minda yang celik tidak kau bawa.

Jangan menjadi musafir kelana
Membawa haluan ke mana-mana
bila bersikap bena tak bena
akhirnya diri juga merana.

Menjadi hamba di negeri sendiri
kalau tidak berhati-hati
mengikut telunjuk berhaluan kiri
nasib kalian tidak terkendali.

Untuk merdeka bukannya mudah
perlu berjuang bersusah payah
kuatkan iman jangan tergoyah
dibuai hasutan jangan terlayah.

Di sungai muslihat sedang kau renang
fikirkan buaya di air tenang
musuh terselindung disebalik terang
di dalam diam ia menyerang.

Fikirkan tentang masa depanmu
janganlah lalai bertindak melulu
nilailah sesuatu jangan terburu
jangan terulang susah yang dulu.

Dalam pahit menempuh hidup
tidak semanis madu dihirup
kembang harapan menjadi kuncup
dalam terang menjadi redup.

Dunia ini penuh sandiwara
sentiasa di onar berbagai perkara
musuh berjuang berbagai cara
tersasar pilihan kalian yang sengsara.

Che Fauziah Idris
Kuala Kurau,
Perak
28 April 2012

Tinggi Malam

wajahku datar rebahi tubuhmu
meneguk secawan gelora di tepi telinga
kuminta berkalikali; disetiap usap jemari
mengalir bertemu di pembuluh nadi

wajahku meliuk ditiup angin
dari lubang angin meraba
melambaikan gaun malammu
tersingkap; diremang lekuknya

wajahku menandai tinggi malam
jangan sisakan setegukpun anggur kita
tarkala dahaga menggugah pinta
redupkan terang lampu; mana seleramu

Batulicin, 27 April 2012
Langgam Cinta 45
jam 00.42 WIT

PULAU KAPAS YANG KU DENDAM


telah aku tinggalkan seulas kenangan
pada jaluran ombak aku berpesan
pantaimu nan indah tak dapat kulupakan

waktu kujamah butiran pasirmu
mulusnya tak dapat kutelaah
bersinar gemersik sungguh indah
putihnya bak kapas menguntum mekar
pesona mata menambat kerinduan

kala kudaki curam bukitnya
belukarmu dipenuhi herba
tongkat ali, ubi jaga dan banyak lagi
selamba menghampar teduh pulau

murai batu dan merbah cerum
bertingkah dalam kicauan merdu
menegurku dalam alunan penuh tandatanya

di dadamu penuh misteri
dengan pelbagai pokok gergasi
uniknya indah tak terperi

pada lurahmu nan gundah
mengalir perlahan lelehan nyaman
sejuknya menyelinap sampai ke tulang

Pulau Kapas telah menggamit kenangan
rinduku masih kuselit di lurahmu yang sedang berdendam

~ anginretak**4.34am

AURAT IBUNDA


larikkan warisan dengan bermakna
naikkan martabat bahasa
yang lahir dari turunan ibunda

bertintalah dengan bijaksana
lahirnya dari hati dan minda
cetus naluri yang meronta

usah terpujuk dek bisikan
karena janjinya kemusnahan

jadikan istifar sebagai pemujuk
agar tak dihancur rajuk

sadarlah pada nyata
tiap detik menanti sengketa
sedang derita diseru tiba

ingat !
usah lacur maruah bangsa
memecah benteng harmoni
bermaharajakan hasutan

sucikan nilai budaya
perisai sanjungan jiwa

270412 0500

© Gerbang Kayangan 2012, All Rights Reserved

ANTARA KELAM DAN SINAR


Akal memilih jangan tersasar
antara kelam dengan sinar
memandang ringgit mata berpinar
lalu memesong kuasa yang benar

Negara kita tempat bernaung
panji terkibar megah melaung
semangat bersatu biar diharung
benar dan nanar wajib dihitung.

Politik itu umpama berjudi
nasib rakyat wajib dipeduli
jika pemimpin tidak berhati
kemakmuran negara tidak menjadi

Pemimpin onar membawa musibah
mendabik dada merasa gagah
dalam megah membuat helah
bujur berlalu melintang patah.

Pemimpin benar pintar berakhlak
memimpin rakyat dengan bijak
maju dan jaya sentiasa digalak
mendidik bangsa tak pernah jelak.

Rakyat bijak lagi terdidik
pintar memilih pemimpin yang cerdik
berfikir dengan minda celik
harus mengkaji jasa ditilik.

Che Fauziah Idris
Kuala Kurau
Perak
26 April 2012

Cahaya Cinta di Balik Kaca


serisau rindu kuteguk
bersama belaian lembut malam
terbata-bata kumerabanya
hanya bayang cerita kelam

langit begitu cerah
menyembunyikan redupnya
di antara celah mataku
kala kulukis senyummu

terasa berat hadirmu
dalam keindahan semu
kau terus berdiam di bulan itu
mengusap terangnya di balik kaca
rembulan tetaplah rembulan
meski ia dalam kesendirian

280412

Seiris Simpati


tak 'kan terbina sebuah bahagia
di atas hamparan pasir
yang berderai dan gersang
selagi ombak ganas terus mencumbu pantai
selagi hangatnya mentari membakar pasir
bersama gilisan deru angin
membias setiap butir pasir kering
bagaikan tentera-tentera patuh
membidik peluru buta ke tiap penjuru
bersalutkan nafsu amarah yang derita
andaipun bening malam menghidu niat
akan terlahirkah keindahan pada sebuah tangis
yang membendung harap
sedang suamnya airmata terus simbah
menyalin ruang sabar yang sarat dengan doa
pintanya lahirlah cinta walau seiris simpati
menghapus derita para warga
yang wajahnya setia
mengusung nafas
ke hujung hayat

~~AKHIRNYA SEBUAH RINDU~~

Saban hari...aku melewati waktu
Merindui akan hadirmu
mengingati sejarah-sejarah yang ditinggalkan
Malah faktamu kusimpan rapi
Sesekali kata lisanmu membelenggu rasaku.

Aku
Memikirkan lagi...haruskah aku merindu
Haruskah aku mengingati sejarah kita
Apakah faktamu benar?
Adakah betul ucapan lisanmu
Yang kau dendangkan dicuping telingaku
Rengus hatiku...marah memberontak
Hadirlah kau walau sekali
Kuncikan kata ini...sejujurnya.

Hakikatnya
Di depanku ada jalannya
Berhenti dari mengejar impian dan harapan
Yang sememangnya tiada mampuku raih
Bintang gemerlapan.

Kau tahu
Kita telah mensia-siakan saat bahagia kita
Melalui ruang waktu dan masa
Yang tidak bermakna dan berguna
Berlalu bak bayu.
Hanya kini
Kuburkanlah...tanamkanlah
Semua kenangan dan impian kita
Tataplah kesetiaan yang mendatang
Bicarakan cinta dan rindu yang tertulis
Hanya dalam hati kita
Tiada guna memberi seribu satu cinta
Kerna akhirnya membuahkan derita.

*Bulan Merindu*
11.40pm
28/4/2012

SOAL BEL PULANG


untuk apa melulu bicara soal hidup?
sedangkan mati begitu nikmat dinanti
jasad berlapis kafan beraroma kesturi
diarak dalam keranda bertabur doa

untuk apa melulu bicara soal perut
ia hanya awal dan akhir adalah liang lahat
jamuan dua malaikat lebih gila dari kegilaan
lebih mengenaskan ketimbang keganasan hari ini

ah! masih soal hidup dan perut
kita adalah peserta ujian yang sibuk sendiri
mencari-mencuri jawaban tapi tak jua selesai
: masih mengikuti ujian hingga bel pulang dibunyikan

Cilegon-Banten
april 28 2012

♥ WAHAI... ♥



wahai pujangga,
manakah pena kasihmu?
tuliskanlah baitbait hatimu
kan kuhayati setiap huruf

wahai penyair,
alunan hatimu memanggilku
resahmu menghantui sepiku
malamku dimimpikan warna pelangi
kau larikkan pada syair indahmu

wahai pencinta,
haruskah aku membina
tugu aksara di ufuk jiwa
epigrafkan katakata pujian
iissshhh...
membakar bait rindu pesonakan kalbu

wahai perindu,
kau penjarakan senduku
pada katakata indah berlagu
hingga terpasung relungan damba
malam siangku tiada lagi berwarna

Marsiling Drive

BAYANG (AKU) MAUT


pada akhirnya kau takkan sanggup temukanku
antara puing percumbuan di kota yang kutinggalkan
aroma tubuh jadi hantu gumam sepanjang malam
reringkuk rindu busuk sendiri, kau tersekap nyeri

lalulolong menyeruak sepi di batas pencarian
bola api berletupan-berlesapan matamu terbakar
lalulolong kian menyalak-salak, aku tak jua ditemukan
hingga sampai jiwamu di batas kesadaran

aku datang bagai bayang di derai hujan cuka
alirkan salam pedih pada setiap nganga luka
kau mengejang aku tetap bayang beriring maut
di kepalamu segalanya telah kutancapkan!

Cilegon-Banten
28-04-2012

♥ Kedewasaan... ♥


"jangan biarkan kedewasaan merenggut kerianganku,esok nanti"
: Muhammad Rois Rinaldi

meniti kedewasaan berliku
kulihat manusiamanusia menikam
pisau, keris, badik di tangan
menanti untuk menggadaikan hati
di kedai pajak kerakusan kebendaan

meniti kedewasaan di senja duka
seringkali bendera asa dikoyakkoyak
prinsip, nilai murni dan mimpi dipajak
untuk sesuap nasi mengisi perut
anakanak kelaparan di rumah

meniti kedewasaan, seringkali
mengimpikan betapa indahnya
betapa tenangnya hidup
seorang kanakkanak bermain riang
bebas daripada lilitan masalah kedewasaan...

Marsiling Drive
7:35 pm

ANDAI BELUM WAKTUNYA


Rezeki yang kau hitung
satu satu
tetap bukan milikmu
lalu arah kaki menyongsong
denai kehampaan
pada bungkah masa depan.

Pada Ilahi terpaut harap
di manakah bermula
gerak kerja
pada titisan keringat pertama
dan nikmat suapan
dari pencarian sendiri.

Andai belum waktunya
pasrahkan saja
bila pintu rezeki masih tertutup
masa depanmu tetap terbuka
dengan seribu ikhtiar
dan sejuta usaha.

Che Fauziah Idris
Kuala Kurau.
Perak
29 April 2012

♥ Syair Rindu ♥


malam ini, dengarkanlah syair rinduku
kualunkan pada getaran bayu,
di balik tirai malam pesona hitam
hayatilah setiap lafasan bait dambaku

nikmatilah tanpa bersuara
isikan dalam makrifat jiwamu,
terimalah dengan senyuman
kan kurasa puas dan bersyukur

malam ini, wahai dikau
kuumbukkan setiap madah cinta
kuhanyut kau di aksara kasihku
lenalah dikau di riba rinduku
biar pari-pari mimpi mengait keindahan
dan saat kau terjaga tanpaku di sisi
syair rinduku tetap bernyanyi di hatimu :))

Marsiling Drive

@ trio @

G agah, cantik dan santun
E ngkau topeng penyamun
N egeri kan runtuh tertimbun
K oneksi kuasa main sabun

M emanen apel malang dan apel washington
A ngka dihitung tertumpuk berton-ton
L adang orang ramai disatron
I ni kelakuan cerdas-cerdas oon
N asib bangsa dipermainkan seperti balon
G antung diri lebih bagus di pohon
.........
29-04-2012, Tky.Jp
irwan djamaluddin

♥ CLEOPATRA ♥


Julius Ceasar,
kaukah menakluk Cleopatra
menabalkan tahta Egypt
di atas sanjungan puja Isis?

permainan hati politikus
di peralatkan-sanggup!
walau senjata hati diracuni
sungguh, apalah nama CINTA?!

dan Anthony?
dasar apakah menawan
kecantikan yang didewakan
alpa, kepandiran hati
terus dicaturkan nasib

Cleopatra,
mantra umbukmu
pesonakan mereka,
terjerat dalam perangkap
lingkaran kuasa tiada berjiwa

akhirnya...
di tugu sejarah
diagungkan mitos

apalah ada padamu
Cleopatra?

Marsiling Drive

Bossanova 1



Puan
Nada Bossanova melenggok
Berjalan lembut di atas kristal
mendesah, merayumu
Mengajak kita berdua
Untuk beranjak ke bulan

Puan
mari kita menari
Diantara kerlip bintang
dengan iringan lentik Bossanova
"Kuingin selalu bersamamu"
Itukah yang ingin kau katakan?

Bossanova mengalun lembut
seiring desahmu
saat kubisikan, "Love you.."
pam..pam..pam..
Kita berdua melayang di atas bulan

Unyu-Unyu


Waktu merekah dalam ilalang hasratku
Menggelitik keramahan unyu-unyu menari
Di setiap detik, menit, dan jam tak berhenti
Bawakan pada suatu kontemplasi terindah
Di saat ini yang penuh dengan geriapan silau

Di saat lain, unyu-unyu timbulkan panas dingin merindu
Mengekalkan kenangan yang tak bisa dibuang begitu saja
Terus mengalir dalam darah dan jantungku
Sampai ketiadaan menjemputku

Negeri Betuah, 18 April 2012

KAU


asuhan maknamu
melukiskan kesejukan
menentramkan langkah

sorot wajahmu
mengalahkan indah pelangi
menembus sela nadi
menghantam duri

kau asah kata
tanam dalam dada
hingga hidupku penuh cerita bahagia

: ady rosady
Cianjur, 29-04-2012

JANGAN



sudah kurangkai kata untukmu
katamu jangan
sudah kuhanguskan duka di wajahmu
katamu jangan
sudah kuracik rinduku untukmu
katamu jangan
sudah kuberkorban untukmu
katamu jangan
sudah kuukir namamu dihatiku
katamu jangan
sudah kuhanguskan kemarau di hatimu
katamu jangan
sudah kucabut duri di bahumu
katamu jangan
jangan, jangan . jangan
biarkan semua mendesak
sunyi menghimpit menusuk
hingga musnah segala
hanya susah sungguh
resah seluruh

cianjur, 30-04-2012

SELOKA JENAKA ALA-ALA PUTRI HANG LI PO


kekanda menenun kata
bertekat benang berbunga
emas tempawan
tampuk manggis pecah empat
harum aksara
pesona memikat
tingkah dan kata
tidak senada
jika dikata dusta
ah..keterlaluanlah pula

saputangan sutera
dari Negara China
buat Puan Nyonya menyapu airmata
ayoooo tak sudi beta berkongsi cinta

dendangkan madah tuanku
tak putus nada
runduk padi
runduk budi
saudagar asmara
berdagang kata di serambi istana
eh eh eh sangat larisnya

alah, dondang sayang

29042012
Melinda Nour

SEDARLAH BANGSAKU


Wanita itu bersuara lantang
begitu berani tidak berpantang
emosi rakyat tidak dientang
asalkan kehendak dapat ditatang

Insaflah melayu bertambah parah
semangat bersatu telah tergugah
masing-masing menunjuk gagah
bangsa lain tersenyum megah.

Bangsa kita menjadi buta
jati diri tidak sekata
bodohkan diri penurut kata
sanggup diri terlonta-lonta.

Kalau menjadi bangsa yang leka
alamat diri jadi sengsara
memperhamba diri pada penderhaka
sanggup musnahkan keamanan negara.

Mengapa menjadi buta hati
hilang akal luntur jati diri
jika kelam dalam memerhati
akan mengemis di negeri sendiri.

Kenanglah nasib generasi mendatang
kuasa melayu semakin hilang
masa hadapan kian terhutang
telah kalah sebelum berjuang.

Che Fauziah Idris
Kuala Kurau.
Perak
30 April 2012

Rembulanku


Malam, tak usah lagi kau tanya
Tentang dia
Walau saat ini

Siang, biarlah dia mengepak
Kemana ia inginkan
Jangan ada kata dia
Untuk ceritamu esok

Tidakkah kalian lihat
Di balik kaca sana
Cahaya itu begitu terang
Untuk rembulan yang telah hilang

270412

KERJA




Bekerja dengan rasa cinta, bererti menyatukan diri dengan diri kalian sendiri,dengan diri orang lain dan kepada Tuhan.

Tapi bagaimanakah bekerja dengan rasa cinta itu ? Bagaikan menenun kain dengan benang yang ditarik dari jantungmu, seolah-olah kekasihmu yang akan memakainya kelak.



Kahlil Gibran

Di pintu Pagar Perak Keemasan

berbaringlah saja kalian di pintu pagar yang sempat menahan dalam candaannya
simpan teriakkan seribu mimpi mengusung dera
sembari putih panji bisu yang terpegang jadikan tikar panjang
tata rapi tubuh kalian, kepala di utara,  kaki di selatan
lipat juga kedua tangan diatas dada, sebentar tahan nafas
biarkan kematian menjemput dini hari, pasti api kan lekas membakar dalam simfoni lantas kan terbawa pulang untuk hidangan malam
karna pagar itu tak butuhkan segala rayuan meski kalian anggap benar
begitu pula mereka yang waras memainkan saku celana
kalianlah yang sebenarnya telah mengecatnya, hingga terlupa warna semula
jangan lupa.
mereka sebenarnya tahu dengan tepat harus menempatkan pantatnya duduk diserambi mana
pula memabaringkan bidak kata pada siapa
namun, untuk apa? apa dapat kalian jamin keamanan rumahku? jawab mereka sambil menyembulkan sapuan ingus
ya, mereka telah terbrangus mulutnya tuk diam seribu jalan
pula telah mematikan lipat dada akan sebuah nasionalisme yang pernah mereka dengar dibangku sekolah
semua hanya hembusan angin sekedar menyapa, lalu pergi tiada kenangan
dan kesempatan terbenam di lubuk-lubuk rongga kebijakan
karna sebuah pengabdian akan kebersihan kota yang tesusun rapi
oleh kantong plastik hitam dalam bak sampah rumah pagar perak keemasan
milik pemilik kepala jutaan kepala dan nyawa
jadi, bila harus kematian menjadi satu keterbaikan semua
lakukanlah, kutemani kau dengan sadjakku menderu
rajutan kata tiada mata buntu

Ngawi, 28 April 2012

Menjejak mimpi


Mimpi kita
Tidak pernah hilang
Sering berlegar
Dalam fikiran kosongku
Kini aku kembali
Menjejak mimpi
Mimpi kita

~akubayu 28/4/12~
Kuala terengganu

HULURANKU



aduhai...
gemalai apakah sedang adinda tarikan
dendangan apakah yang akan kanda alunkan
andai gelombang Cina Selatan itu indah
indah lagi tatahan sulaman pujangga

laut tenang biru airnya
pulau Kapas masih terbayang
rindu kekasih tiada hujungnya
tapi ianya hanyalah bayang-bayang

buai sudah kusiapkan
kemarilah aduhai pujaan
kanda nak alunkan irama kerinduan

aduhai warga PKBS...
andai hari itu indah bersama siulan beburung
indah lagi tatahan madah memperkasakan laman
buat pengunjung jadi selesa berterusan

demi memartabatkan warisan pusakan zaman berzaman
kitalah alunan keindahan kata penyambung warisan
salam kasih sayang yang tiada hujungnya memaknai insan
untuk semua admin PKBS dan pengunjung laman

~ anginretak

TANPA TAJUK


Tali yang putus
Mana Mungkin bisa disambung semula
Pinggan yang retak
mana mungkin bisa dicantum semula
kalaupun bisa,mana mungkin cantik seperti asal
mana mungkin indah seperti asal
begitulah juga untuk sebuah perhubungan
Kecuali dua jiwa sepakat memprogram minda dan hati
untuk memula semula sebagaimana mula-mula
membuang yang keruh, menolak yang duka ke tepi

tapi masih mustahil
andai diri sudah bertemu pengganti
yang tinggal membilang hari bererti
andai diri sudah memakukan hati
dari membuka semula pintu hati
yang telah lama tertutup untuk dia yang pernah menyakiti

sakitnya mungkin masih terasa
biar tanpa darah tapi bekas tetap ada
perihnya masih bergayut di ranting memori
saat jiwa penuh cinta diludah-ludahkan
seolah diri itu hanya sekujur sampah tak ada rasa

Noriezzsma A. Gaib
SP, KK

*Meriang*

Senjata ku meriang
berkalut mimpi yang panjang
mengusik mentari yang tak kunjung datang
Hingga,
sebingkai senyum pun enggan membayang

-dari hari menepis petang
menuju rindu yang bukan kepalang
memekik
jiwa yang mengentang,
meneriakkan rasa untuk menantang

Akh......
Aku ingin mengurai lintang
Menjadikan kata seperti pedang
yang diantaranya siap menyiang
budak-budak pembangkang
hingga terbungkus dalam satu liang.

Catatan : Lingkup yang megeras, Ketika Tanjungpinang. 28 April 2012. Pukul 14.12 Wib.

GURAUAN DI TAMAN KENCANA


berlarian
bergurauan
berbebaran laksana lebah
di taman kencana sandiwara
bermain layang-layang kata
memetik kata berbunga
menyusun bunga bicara
mengharum jiwa
hubaya hubaya

condong ke barat senja merona
salju deras berguguran di dahi dan lebuhraya
arakian, senja mewarna perak keabuan
rusa tambatan bermain di hujung jambatan
belum letih berlarian
tak jemu berlompatan
lupa hari menyongsong malam

musim bunga menghantar rindu
dinda bermandi haruman cinta
mendakap erat rusa kesayangan
benarkah tuanku terperangkap
dalam kota kebesaran
negeri kecil raja berjiwa gadang
bercempera cemburu bersilang kurang ingatan
geringkah kekanda ?

sekadar muslihat nujum pak belalang
hilang pisau ditelek parang
biar pelanduk lupakan jerat
pelanduk terpesona mentera namun belum lupa
betapa hitungan masa memanjat usia

ehem ehem... tahulah beta
berhentilah tuanku mengejar dinda
senjakala
marilah kita pulang
"tamatkan permainan....!!" kata mamak bendahara.

28042012
melinda nour

Kepala Ini



ini kepala apa kelapa
semakin tua menghampa
tak lagi kenali siapa tuan-tuan
yang terlihat hanya tuhan-tuhan

berserak dimana-mana !

ini kepala apa kelapa
semakin tua semakin me-nyiapa
gosong hitam pekat bohong
hanya tersisa omong-kosong

melompong !

Pamulang, 28 April 2012

*Tanpa Judul*


dan....
semua berakhir...
dalam senja d pesisir.....
pantai...
berpasir.....
landai.....
hatiku terguris....
dalam nyanyian ombak yang menyentuh kakiku.....
engkau pergi....
dalam sketsa petang.....................menapak malam


Telagajiwaku
Radion Lamongga kamis 26.04.2012 22.59pm

Gerimis



gerimis malam
lagu besame mucho
sendiri lagi

0020270412
Sanggar Lancang Kuning

TANPA TANGIS



Gairahku jelas patah tak berarah
membaca mulutmu penuh ratusan tawon
bergerumul dalam emosi batu
bersenjata setumpuk literatur penuh romansa
kau memaki cinta yang kerontang
dengan jiwa meradang
bahkan penamu merajah barabara maya
menguapkan sebentuk figur rindu rahasia milikku
yang selalu membilur dalam lamun tak berhirau
sedangkan aku hanyalah segelembung busa rapuh
berkehendak pikir memaksa tampil
sambil membilang jejakjejak kenang bersama angin
kini satu pinta purna kuhatur lembut
di jati dadamu
sempurnai saja setombak pemikiran
yang telah ada sebelum kita bersua

sebab asmara ini jelata

27042012, Utara Jakarta

PENAMPUNG PENUMPANG


:Terminal Solo

bising...
kudakuda baja raksasa berteriak serak
tak mau diam meski sejenak seperti
mulutmulut calo gagah perkasa dan rapi busana
para penampung manusia, dan aku
manusia penumpang

numpang duduk di kuda besi
numpang hidup di bulat bumi

hai penampung...
mana bisku? katamu sebentar lagi
sebentarsebentar, sebentar lagi
sebentar tambah sebentar artinya
duabentar, tigabentar, empat hingga
seterusnya...

perjalanan panjang melelahkan
lubang di sepanjang pinggir bengawan
guncangan saat duduk santai sembari melambai
lsampai jumpa lagi kota dua nama
nanti kukan datang lagi, kemari
saat terminal tak jadi tujuan
saat penampung penumpang beralih haluan
saat kuda besi sudah di garasi
di rumah baruku di Solo tersisi....

Surakarta, 22 April 2012

I N G I N K U


ingin aku lontarkan
rasa yang melilit
biar bergema seluruh semesta

ingin aku hamburkan
suara kepedihan
biar bergelora laut di sana

ingin aku tadahkan
titisan jernih berguguran
biar melimpah sungai lesu

ingin aku biarkan
angin bertiup
kerna aku turut melayang

~akubayu 27/04/12@4.47am~

maafkan aku


maafkan aku
jejakmu masihku tercari
biar lewat musim lalu
langkahmu telah terhapus
pasir itu masih berbekas

maafkan aku
pernah mencampakkan kisah kita
jauh di dada langit
kerna hati tidak tertahan
menanggung rindu yang menggunung

maafkan aku
biarkan hatimu dibasahi hujan
sedangkan aku kemarau berbahang
seumpama sahara

maafkan aku
seungkap kata
seringkas lafaz
memberi seribu erti
maafkan aku

~akubayu 26/04/12~

AKHLAK DAN PEKERTI



Jujur dan takbur amalam diri
iklas dan angkuh mainan hati
akhlak pembentuk sikap dan peribadi
bertunjang antara keji dan puji.

Lagak sombong orang takbur
ego bertingkah imannya lebur
indah bahasa orang yang jujur
berbudi mulia sentiasa dihulur.

Apa megahnya pada lagak
ego tinggi sombong dan bongkak
amat indahnya budi dan akhlak
Allah muliakan di akhirat kelak.

Mulia sungguh orang tawadduk
merendah hati sentiasa menunduk
orang yang zalim bersikap buruk
bagaikan seladang ingin menanduk.

Akhlak yang baik disenangi orang
tidak membuat perkara terlarang
hidup tenteram hati pun senang
budi bahasa sentiasa dikenang.

Hidup di dunia tidaklah kekal
amal makruf nahi mungkar
amalan soleh menjadi bekal
akibat buruk pastikan sesal..

Duhai insan insaflah diri
setiap di dunia tiada abadi
berhati-hatilah mengemudi diri
amalan dihitung kemudian hari.

Che Fauziah Idris
Kuala Kurau
Perak
27 April 2012

Iktikaf



Berenang di riak bening
menyelam di kedalaman hening
membasuh debu, seluruh
: luruh

P.Baru, April-2012

Merindu



pagi dingin
kicau burung berlagu
semalam mimpi merindu
terbangun lena sedari sayu
Kuala Lumpur tempat mengadu
terbuang sudah bunga yang layu
wangi harum masih memalu
terbuai lembut diringi bayu
hilang lesap dilangit biru
orang kampung...
orang kampung masih di rindu
hilang sesat di kota semu
akhir nafas kembali bertemu.

-gelap-
27/04/2012
jumaat

Musim Berakhir


Setelah mentari
Entah apa yg akan kuinginkan
Dengan sebarit hati yang hancur
Cinta itu tak pernah mengalir
Tersumbat di hulu dan di hilir

Kemarau selalu datang
Dan gersang tanpa kesejukan
Dahaga mengalir enggan berpaling
Dan musim ini kering tanpa cinta
Berkalung hangat isi bumi
Dan menghancurkan segenap rindu

Pada bias
Kulukiskan cinta
Kugambarkan pedih perih dalam goresan berdarah
Segenap warna menjadi beku tak bernyawa
Mati

Jika
Kubiarkan ini terus mengalir
Takkan ada yg mengerti akan cinta
pada bias wajah sendumu

*Apakah ini sebuah plagiat atau sebuah Inspirasi dari Puisi Bintang Kartika
* Bila ini sebuah plagiat "SEGERA DIHAPUS" dari blok ini...

DAN AKU PUN MENDENGAR DETIK HATIMU DAN AKU RASA BAHAGIA



aku ingin mendengar
suara dari hati, puisimu
sketsa dan ilusi
jernih atau keruh
menemukan keliru?

di hujung detik peristiwa
di persekitaran ilham
sebuah ranjang cinta
berbisik puitis

di sana selalu jua disebut tuhan

dan mencari benar
dan kadangkala mencari dendam

tentang segala
kemestian itu
kenapa diragu?

dan detik itu aku merasai bahagia!

AKU SIAPA


pernahkah kau bermimpi
untuk bepijak di atas kakiku
membayangkan segala keperitan
yang tiada siapa pernah tahu

mungkin jua kau akan berkata
kakimu pernah terluka
kaca yang terpijak masih terlekat
pedih luka masih terasa

hangat mentari menyedarkan
kepayahan jiwa meluahkan
andai kau jujur memahami
tidak aku menjadi sesiapa

kisahku masih panjang
siapa aku menjadi beban
lalu kupendam
aku putuskan
aku cuma aku
bukan bidadari syurga

~akubayu 27/04/12~

Musim Mekar


Buat mentari
aku ingin menjadi aku
dengan hati seperti sumur
ada cinta yang selalu mengalir
bak mata air yang enggan mengering.

Bila kemarau
kualirkan kesejukan
membasuh kerontang dan peluh-peluh
di setiap pori-pori yang dahaga
pada musim dingin beku
kuhantar hangat perut bumi
untuk mencairkan segenap rindu.

Pada embun
kualirkan cinta
dan kubiarkan mengendap dan terserap
pada tiap rumpun akar tumbuhan
membangunkan bunga dari kuncupnya
mematangkan sari menjadi buah.

Dan
kubiarkan lentik-lentik jemari itu
memetik dan menyematkan bunga cinta
pada wangi rambutku.

:Bintang Kartika
20120427
07:28am

AKU YANG TERSINGKIR


Saat demi saat melagukan rindu peribadi
tertinggal aku dalam kenangan yang jauh,amat jauh
tak kan pernah cuba kuusir biar tersingkir
jauh terasing namamu tetap indah dan mekar
kekal dan harum bak kuntuman mawar merah
masih kekal digenggaman walau hanya tinggal sejarah.

RSA
April 27,2012.

Wanita


oleh Embi Estar pada pada 27hb April 2012 pukul 2.16 pagi ·

meski ada dusta dan dosa titis di hati
dalam waktu-waktu yang terlakar dimana-mana
menjalaninya bersamamu
adalah sebuah ikatan yang tak bisa terucapkan
di sana ada irisan murni dan suci
kekal bertugu meski dalam gelap dan terang
kerana telah tercipta sejurus kepercayaan
saat bicara pertama terlontar indah
bersama orakan-orakan suka dihadapanmu
berderaian menyebar haruman
bersama wajahmu yang terakit kejap
pada hati seorang -aku-
lalu berbisiklah para jasad dan rohani
berzikir kasihlah para deria rasa
mengangkat dirimu seganding
dalam sebuah kehidupan
membina kelangsungan zuriat
melalui ikatan kata percaya diri
apalagi kalau bukan sebuah kata -cinta-
yang tak pernah dayus
pada mata, hati dan rasa
hanya keranamu seorang wanita
terdambakan sejak Adam

♥ Puisi Jiwang III ♥



kau embunkan mataku
pada genangan rindu,
hingga saat terasa tersiksa
menahan sebak lakaran rasa

di bibir kau titiskan madu,
memaniskan umbuk berlagu,
hati ini sering menanti hadirmu
mendengar kidung pujian syahdu

kusantunkan jemari hatiku
menunggu saat kau membelaiku,
biar hati sentiasa bertamu
enggan pergi jauh daripadamu

mawar kelopak kasihku
siramilah dengan wangian cintamu
agar mekar puisi jiwaku
mengilhamkan sejuta nikmat kalbuku

Seng Kang Primary
27 April 2012

YANG TERHEMPAS


Terempas meratap perih
Merana terkapar tersayat
Suram, cahayamu hilang terlempar kelam
Tak ada kehidupan
Hening
Tak ada harapan
bergeming
Hitam,warna hidupmu
Tertoreh di altar batu tirus
Lekang slalu abadi..
Kau campakkan pun tak hendak putih berlabuh
Nasibmu di ujung penantian
Takdir di tangan berdarah
Menyingkirlah jauh dari pandangan
Bersembunyi di ketiak pada biksu
agar ratap tangis tak menjadi pilu
Karna kau bukan jadi pilihan

Amarahlah
Terbakarlah
Tetes embun takkan pernah jatuh di keningmu
Mengumpatlah
Meracaulah
Suara lembut tak kan pernah terdengar di telingamu
..............................................aku yang tersia-sia

by Juned Helmi
27052012

Di halamanMU



Berdiri di lamanmu
hati terasa tenang
senang sekali
laman indahmu kujejak
menghijau lepas
ke kaki langit biru
tak jemu mata memandang

jauh sudah kaki melangkah
wajah-wajah indah telah lama
ditelan masa
terpisah selamanya di sini

namun segalanya kurelakan
siapalah aku untuk menduga
takdir yang Esa

walau sesekali hati rawan
ingin kembali membetulkan masa silam
mengembalikan sinar yang hilang
mungkinkah takdir kembali berubah
mungkinkah menjelma mimpi-mimpi
melestarikan impian indah

andai jalan itu ku pilih
andai jalan itu pilihanNya
andai termakbul segala doa
dan
aku bersyukur seadanya
kerana aku pilihanNya....


Nooriza Khalid, 22/04/2012

AKU AKAN TETAP HIDUP


jangan takut
jangan sedih
buang keraguan
buang kepedihan
walau penguasa tetap makan sekolahan
walau kemaslahatan dikorbankan
walau petani menjadi tumbal
walau bayi-bayi sudah menanggung hutang
walau harga diri sudah tak perawan
harus tegar
hidup dan mati bukan ditentukan oleh mereka

jangan mundur
mari berjuang
melawan kebiadaban
hapus tangisan
kemerdekaan akan digenggam

biarkan aku berjuang melawan kepentingan
karena itu yang kudambakan
dan aku akan tetap hidup walau masa telah membunuhku

:ady rosady
Cianjur, 27-04-2012

MERTABAT KEROHANIAN


Iman dan takwa penerang jalan
buat bekalan hari kemudian
kalam Al'Quran jadikan pedoman
perkara yang baik menjadi panduan.

Bujukan duniawi sekadar menggila
nafsu dan cumbu sentiasa menggoda
jika iman tiada di dada
alamat diri diulit petaka.

Hidup ini hanyalah sandiwara
setiap perbuatan dihitung kira
segala kemungkaran mengundang bala
amal kebaikan diberi pahala.

Mertabat manusia sebaik kejadian
unsur kerohanian memainkan peranan
akal dan fikiran berlandaskan iman
taufik dan hidayah menuju kebenaran.

Iman dan takwa penggerak minda
fizikal dan spiritual dirangkumi manusia
menjadi khalifah mantap dan selesa
di alam nyata mendapat redha.

Motivasi diri rangsangan peribadi
memberi kekuatan fitrah dan naluri
sentiasa meyedari kekuasaan Ilahi
unggul terbina di jati diri.

Bebaskan diri dari kongkongan
belenggu khurafat juga khayalan
iklaskan hati dalam ketaatan
dirahmati Tuhan sebagai ganjaran.

Che Fauziah Idris
Kuala Kurau
Perak
25 April 2012

♥ Kiasan Hati ♥



pendekar membuka langkah seni
mengorak strategi berdiam madah
tutur kata berbait kiasan hati
mengundur enggan selagi puas

tujuan hati diarah kasih
mengabdi mungkin pada rindu windu
tika di ufuk pelangi mengait mimpi
menguntum cinta bersemi musiman

kiasan masa enggan bicara
qalam nasib di kertas takdir,
hanya Allah penentu segalanya
insya Allah, terlerai kusut hati tersimpul

biola bayu bergemersik syahdu
resah hati dimain rindu
masa enggan bicara lalu
akukah yang berdiam ragu?

rintik hujan alunan pilu
melodi lagu ciptaan alam
tanpaMU, aku tiada bererti
lagu hatiku hanya KAU ketahui

♥ Tiada Kau Fahami ♥



hati retak
hancur berderai

disambar helang duka
dipetir guruh hiba

dipasung derita
ditawan durhaka
rawan masa

bukan dipinta

bukan sengaja

bukan mahu simpati

wahyu langit
qalamkan sketsa
takdir berwalang

gurun sengsara
gersang tanpa rasa
hanya ratapan pasrah

tiada kau fahami
erti remuk hati ini

Marsiling Dr

RAJIN


Rajin rajinlah diri
mencari makna hakiki
dalam rohani dan jasmani
menjadi dwidimensi
pada keindahan hayat.

Rajin rajinlah diri
mencari rahsia bisikan hati
meyelami sanubari
pada tetap satu pilihan
antara urusan dunia dan akhirat
yang mana paling memikat.

Rajin rajinlah diri
mendengar bisikan Al' Quran
menghayati lautan ilmu
tafsir dan kalam Tuhan
menyingkirkan yang kufur
dan meraih sejuta kebaikan
pada garis masa
selagi masih bernyawa.

Che Fauziah Idris
Kuala Kurau
Perak
25 April 2012

*** serangkai bunga biru ***


duhai kasih....
kupetik dari kebun hati...
setang...kai demi setangkai bunga liar...
dan kurangkai dalam dalam pasuku...
kuletakan...
di pinggir katil kita....
dalam lenamu...
sebelum sinar nya menghangatkanmu...

jagalah kasihku....
telah kubuka tirai bilik sederhana kita...
hidu lah...
aroma bunga liar ini...
yang kurangkai di saat fajar.........tadi
hanya untukmu....
duhai......belahan jiwaku....
bangunlah...
dan...............
bukalah mata indahmu



Telagajiwaku
Radion Lamongga rabu 25.04.2012 22.34pm

DO'A UNTUK SANG PUNJANGGA



Tuhan
dalam do'a
ingin kusapa segala bahagia
kirimkan untuk sang punjangga

Tuhan
dalam keluh
do'a seluruh
kusampaikan seribu bait kata makna penuh
ukirkan bahagia di hati punjangga

Tuhan
sembuhkanlah ia
dari penyakit yang didera
karena kutak sanggup untuk menanggung segala

:ady rosady
Cianjur, 26-04-2012

RINDU DI RUANG TUNGGU



ketika cinta lebih bisu dari artefak abad lalu
kuartikan isyarat terjal jalan yang membludru
memahami liuk kelapa atau gemulai ilalang
pada punggung bukit tempatku main bayang
telah terlempar segala bahasa ke ceruk dalam itu!

jauh langkah berlawanan, melawan arus jeram jiwa
di sini aku terhenti melembarkan hati yang luka
saat tibatiba napas terpenggal sekelebat nama
detikdetik memetik daundaun dan ranting
terpelanting tanpa meninggalkan denting
dalam semak belukar di bawah langit hening
sayup rasa patah sendiri lantas geming

antara gerak suara dan isyarat yang hilang
entah kata apa terangkai membutir waktu
hingga jatuh seluruh rindu di ruang tunggu

Cilegon-Banten
April 26 2012

Setetes (Setitis)



Setetes kebencian di dalam hati
Pasti akan membuahkan penderitaan
Tapi setetes cinta di dalam relung hati
akan membuahkan kebahagiaan sejati



_____________

~ Referensi

Jalan Kembara


Siang masih menyisakan terik 'tika matahari
merayap tuju senja. kembara menepi di simpang jalan,
merebahkan letih, di sebatang rindang
... suara-suara riuh berseru, sengau
dari lidah yang terbelit, dahaga
mencekik kerongkong; kelu.

"Hey, bukankah engkau, kembara
sang pencari?" beribu tanya, melompat
berebut, haus akan jawab.
kembara tersenyum, kelopak mata
membuka perlahan; lelah.

"Katakan, kemana arah
di mana ini akan berujung sua?" kembali tanya berdesak
berburu dengan remang yang mulai tiba.
masih tersenyum, kembara menggeleng lemah
lalu berdiri dari rebah, melangkah pelan.
suara-suara tercekat, tertegun
dalam bimbang nan entah.

"Engkau hendak kemana, kembara
izinkan kami, dilangkahmu ...."
kembara menoleh, teduh
dan kembali menggeleng.

"Aku akan kembali ke awal mula dan akhir ...."
"kemana dan di mana, kembara?"
"diri ...." bayang kembara menghilang, di ujung senja.

Malam pun tiba, memagut segala
di persimpangan jalan.

P.Baru, April-2012

Hanya Untukmu

Andai aku punya rindu
rindu itu adalah milikmu
Andai aku punya benci
biar diriku yang dibenci
Andai aku punya sendu
biarlah aku yang tersedu
Andai aku punya mimpi
biarlah hadir saat beradu
Andai aku merasa pilu
biarlah aku menahan silu
Andai aku tiada bersuara
biarkan aku terus membisu
Semuanya kerana
aku ingin kau bahagia
tanpa aku di sisi

~Tenang~eNi
260412 12pm

PENGIRIM LEMBARAN CINTAKU ~♥


terkenang sekuntum syair
yang kau kirim
pada debur ombak
Laut Cina Selatan
saat itu
ku menangis ketakutan

ku tanyakan berulang-ulang
bercandakah tuan

jawabmu
aku memang mencintaimu

saat ini
ku ingin menentang matamu tuan
biar sorot mata kita bertemu
dengan telapak tanganku
ku ingin memukulmu sepuas hatiku
kerana katamu: mahu mati di pangkuanku
buktikan.

hehehe ..sekadar kata mengindah cuma

26042012
Melinda Nour

Pena Senja Untukmu

Tubuh mempunyai keinginan yang tidak kita ketahui. Mereka dipisahkan kerana alasan duniawi dan dipisahkan di hujung bumi. Namun jiwa tetap ada di tangan cinta… terus hidup… sampai kematian datang dan menyeret mereka kepada Tuhan.

$r 26/04/2012

PUALAM III



di kabut rindu
aku menyerukan namamu:
seribu bayang mengitariku
tak satupun bisa kurengkuh

Banten, April 2012

Cari Ketenangan

Terpegun lihat burung yang terbang
sebab kucinta kebebasan
menari bebas melayang di angkasa
bersiul megah bersama matahari dan angin ....
saat ini udara meraba wajah dan hati
terfikir sejurus dalam melayari hidup
segalanya tak mungkin lagi
cuba melupa kenangan pudar
menyentuh rasa jauh ke dasar hati
apapun pengucapan manusia
sengsara dan jua kebahagiaan
diri menjadi lesu di sini
kutitip impian dalam diam
bisakah mendamaikan hati
kenapa ketenangan menjauh
bangun juga melangkah
semakin jauh terasa .

Yatie Yusoff
6.20pm
26 April2012.

ANTARA KELAM DAN SINAR



Akal memilih jangan tersasar
antara kelam dengan sinar
memandang ringgit mata berpinar
lalu memesong kuasa yang benar

Negara kita tempat bernaung
panji terkibar megah melaung
semangat bersatu biar diharung
benar dan nanar wajib dihitung.

Politik itu umpama berjudi
nasib rakyat wajib dipeduli
jika pemimpin tidak berhati
kemakmuran negara tidak menjadi

Pemimpin onar membawa musibah
mendabik dada merasa gagah
dalam megah membuat helah
bujur berlalu melintang patah.

Pemimpin benar pintar berakhlak
memimpin rakyat dengan bijak
maju dan jaya sentiasa digalak
mendidik bangsa tak pernah jelak.

Rakyat bijak lagi terdidik
pintar memilih pemimpin yang cerdik
berfikir dengan minda celik
harus mengkaji jasa ditilik.

Che Fauziah Idris
Kuala Kurau
Perak
26 April 2012

Surat


Di luar hujan gerimis. Gerimis bercampur angin yang menyayat kulit. Aku berharap, musim dingin tahun depan aku sudah tak berada di sini lagi. Kaupasti tahu kan keinginanku ini. Tapi kini aku tak pasti ingin terus di sini atau berkelana di daerah lain. Aku ingat sinar nakal di matamu yang menggodaku. Sejak email pertamaku yang kauterima dulu, kautahu aku tak suka musim dingin. Terlalu menggigit, terlalu banyak membawa nuansa kesedihan dalam hidup. Apalagi jika aku mengingatimu.

Seandai kauberada di sini malam ini, mungkin kita akan menikmatinyai berdua. Menatap gerimis yang jatuh di luar jendela, menatap pepohonan kering yang dihempas angin musim dingin ini. Bercerita tentang masa depan. Bercerita tentang cinta yang tak pernah padam. Bercerita tentang hati yang tak kan pernah terpisahkan. Ah! Ini cumalah angan semu yang sering bermain di benakku.

Aku duduk di pinggir jendela sekarang. Lampu  sudah kumatikan. Aku hidupkan lilin, biar suasana malam ini lebih romantis. Gambarmu yang tersenyum itu, sudah bertahun-tahun kuletakkan di meja kecil dekat tempat tidurku. Bahkan bukan sekali dua kaumeninggalkan gambar itu dan masuk dalam imaginasi mimpiku. Terlalu berlebihankah? Cinta yang dipisahkan oleh jarak, dan diuji oleh waktu seperti yang kita bina ini, memang memerlukan lebih dari sekadar kesabaran menjalaninya.

Dari langit mula berjatuhan bunga-bunga salji yang putih bersih laksana kapas. Indah sekali. Salji turun lebih cepat dari yang kuduga. Apakah air dan salji berbeda nilainya? Apakah cinta dapat berubah nilainya sebagaimana salji berubah menjadi air? Jika kautanyakan padaku, jawapanku adalah tidak. Cintaku padamu tak pernah berubah. Tidak oleh jarak yang jauh ini. Tidak juga oleh waktu yang kejam ini. Cintaku abadi untukmu. Cinta yang tak akan pernah dapat kauukur sedalam apa. Ahh..., aku yakin kautelah tahu itu. Walaupun sejak setahun terakhir ini frekuensi   komunikasi kita sudah sangat jarang, tapi cintaku tidaklah berkurang. Aku cuba memahami bahawa kaumungkin sibuk dengan study.

Aku sejak siang tadi sudah membongkar puluhan surat-surat darimu yang rapi kusimpan sejak aku berada di sini. Surat-surat penuh kerinduan di awal perpisahan kita dulu. Suratmu yang dulu datang setiap dua minggu selain emailmu kepadaku. Suratmu yang dituliskan di atas kertas harum berwarna merah jingga dengan sepasang merpati yang bercumbu di sudut atasnya dan tulisan Endless Love yang mencerminkan cinta yang kita pelihara. Aku baca sejak siang tadi, semuanya. Jadi mohon maaf, kalau sekarang ini surat-suratmu berantakan di lantai kamarku, di atas ranjang, di meja.

Dan surat terakhir darimu, sedang kupegang. Aku tak ingin melepaskannya, kerana aku tahu kau sangat berharga bagiku. Masih dengan warna yang sama, merah jingga. masih dengan lambang yang sama, sepasang merpati yang sedang bercumbu mesra, dan tulisan Endless Love yang sama di bawahnya.

Apakah ini adalah nostalgia? Apakah ini menegaskan dan memperkuat komitmen yang kita bina? Waktu menjadi musuh yang sangat kejam dalam menguji komitmen kita. Jarak, menjadi penentu sejauh mana kita dapat bertahan menjaga harapan-harapan kita.

Di luar salji melayang turun dengan sangat lembutnya. Indah sekali. Lilin ini masih kena sedikit angin dari luar, yang menyelinap dari sela-sela daun jendela yang kubuka sedikit. Cahayanya bermain, mempermainkan bayangku. Alangkah rapuhnya sinar lilin ini. Tahukan kau filosofi lilin dalam memberikan cahaya penerang ini? Itulah filosofi para pencinta sejati. Membakar dirinya sendiri, agar dapat memberikan cahaya dan kehangatan kepada orang yang mereka cintai. Membakar diri sendiri, untuk memberikan sepercik api cinta yang sangat rapuh yang dapat saja padam setiap saat ketika ditiup angin dingin tak kenal kasihan seperti malam ini.

Dan surat terakhirmu ini..., surat yang masih berwarna sama dengan surat-suratmu yang penuh kata cinta dan rindu dulu. Warna merah jingga. Aku dulu sempat protes kan? Aku suka warna biru, kerana biru adalah keabadian, biru adalah lambang kesetiaan. Aku ingin cinta kita abadi. Tapi kausuka warna merah, yang melambangkan ghairah cinta tak pernah padam. Dan sepasang merpati itu, bukankah berarti cinta yang tak pernah ingkar janji?

Kaumemang tak ingkar janji. Kerana kaumemang tak pernah berjanji. Puluhan suratmu telah kubaca berulang, dan tak ada janji yang kautawarkan. Cintamu, memang tak pernah ingkar janji.Barangkali cuma aku yang terlalu menagih janji.

Aku termenung menatap ke luar jendela. Cinta memang tidak harus memiliki. Cintaku sedia menerima apapun yang kau berikan kepadaku.

Perlahan, aku membuka sampul. Kukeluarkan surat indah di dalamnya. Surat yang sudah dirancang dengan sangat teliti. Membukanya kembali, menatap isi yang sama seperti yang kulihat saat suratmu ini kuterima siang tadi. Perlahan aku mendekatkan surat itu pada api lilin yang bersinar lembut. Hujung kertasnya mulai menghitam dan terbakar api lilin. Aku membaca kembali tulisan di dalamnya. Tulisan berhuruf indah dan berlapis emas.


....pernikahan anak kami....

Jejaka  dengan Dara .... 



Surat terakhirmu, yang kuterima di awal musim dingin ini, adalah surat undangan pernikahanmu. Cintaku dan penantian ini telah terbakar hangus, seperti juga kertas surat merah jingga dan sepasang merpati di dalamnya yang perlahan menjadi abu dibakar api lilin yang lemah tak berdaya ini.
Musim semiku bersamamu, telah berakhir selamanya.

Senja Nan Jingga


Untuk kesekian kali, kakinya merempuh genangan becak tar jalan yang berlubang. Malam ini terasa bertambah dingin. Lampu jalan yang lapisan kristalnya mulai nampak kotor, menambah bias keredupan malam. Sesekali tubuhnya dihentam genangan air yang tertindas roda kereta. Dia cuma membatu, sudah biasa dengan suasana pejalan kaki sepertinya. 

Di depan pintu rumah, dia termenung, memandang kayu rapuh pintu itu.  Namun untuk kesekiankali dia bangga melihat pintu itu yang masih setia menunggunya. Dan tetap setia menjaga isterinya yang terbaring tak berdaya. 
Dia masuk ke rumah yang dikuncinya dari luar, supaya dia tidak menyusahkan isterinya bangun untuk membuka pintu untuknya dan dia tidak melihat isterinya berjalan dengan seribu daya membuka pintu untuknya. 
Dia merasakan tidaklah perlu dia membangunkan isterinya, seperti malam-malam sebelumnya. 
Dia merebahkan badan di kerusi. 

"Baru pulang, bang?"   Wanita yang dicintainya itu bertanya lirih.  Wajahnya lesu dan pucat.

Dia tersenyum, dan cuba menghampiri isterinya walaupun badannya terasa ditelikung lelah yang luar biasa, dan tidak dapat beranjak dari sandaran. 

"Iya, sayang. Hmm, tadi hujan di luar lebat sangat. Sekarang sudah berhenti,"   tangannya membelai rambut isterinya yang mulai kumal. Dulu rambut Kareena yang panjang lebat dan hitam berkilat adalah salah satu keindahan yang memikatnya. 

"Baju abang basah. Ganti baju dulu. Nanti masuk angin," Kareena mencium tapak tangannya, nafas isterinya itu hangat meruap di tangannya. Dia sebak sendiri.

"Oh ya sayang..... Eh, ini ubatnya... minum dulu sayang...." dia meletakkan ubat di tangan Kareena yang lesu seperti pagi disalut mendung.

Dia melangkah ke bilik. Selama sakit isterinya selalu tidur di katil di balik almari penyekat ruangan tamu.  Dia sudah kehabisan kata untuk mengingatkan isterinya itu agar tidur di kamar. Namun Kareena selalu berdalih untuk cepat terjaga menyambutnya ketika  pulang.

Di hadapan cermin, dia cuba memandang wajahnya yang kuyu itu. Dia cuba tersenyum agar dia tahu bagaimana wajahnya jika tersenyum ketika menghadapi isterinya. Kerana dia yakin senyuman adalah satu-satunya hadiah terindah yang selalu dia berikan kepada isterinya. Paling kurang senyumannya dapat menyenangkan Kareena dan wanita itu dapat sejenak melupakan sakitnya.

"Ini senyuman paling menyakitkan, senyuman tanpa keikhlasan..."  Dengan cepat-cepat dia membuang wajahnya dari cermin setelah mengutuk dalam hati. 

Dia mengambil pakaian kering yang belum sempat dia seterika. Lalu menuju ke dapur untuk memanaskan air. Sambil menunggu air untuk kopi, kakinya melangkah di atas sejadah. Ya, dia pasrahkan semua beban ini di hadapan-NYA.

 "Tuhan... aku tidak meminta dan tidak meratap. Tuhan... aku hanya berharap agar tatapan-Mu tidak pernah alpa dalam mengawasiku." 
Tidak ada doa khusus dan tidak ada amalan khusus. Kerana pada pandangannya, doa dan amalan adalah hilangnya keikhlasan. Sebab doa dan amalan berhujung suatu yang minta balasan. Padahal ketika Tuhan memberi, hal tersebut merupakan suatu akibat dan tanggungjawab. Maka dia tidak mau main-main terhadap doa dan amalan. Dia berdoa tanpa kira bila dan di mana. Namun dia tidak lupa berdoa setiap kali selesai solat. Dia ingat kata bijak pandai ilmuan agama bahawa berdoa selesainya solat lebih dekat untuk dimakbulkan Tuhan dan dia sendiri lebih terasa hiba dan redup jiwa tatkala berdoa sesudah solat.

Suara air yang mendengung dalam didih, menyeret langkahnya meninggalkan arah kiblat tepat ketika dia sudahi doa. Dia menyediakan mug dan membancuh kopi dan satu mug teh hangat.

"Sudah minum ubat?" dia mengangkat kepala Kareena dan badan isterinya itu direbahkan untuk bersandar.

"Belum, bang. Nak  tehnya." 

Teh manis suam kuku kegemaran isterinya, diambil dan disuapkan ke mulut Kareena. Ada perasan sejuk di hati ketika dia  berbuat begitu. Ditenungnya bibir Kareena yang dulunya merah mekar kini pucat lesu seperti senja berona jingga. Mata bundarnya tersorot ke dalam, cengkung dan penuh kesihan di hatinya.

"Reena... abang mahu menemui ayah." 

"Ada keperluan apa, bang?"   Mata sayu isterinya melirik wajahnya.   Ada kecurigaan di sudut mata redup itu. 

Dia tahu selama ini dia tidak pernah menjenguk ayahnya. Setelah perkahwinannya dengan Kareena tanpa restu dan tanpa didasari keikhlasan di hati kedua orang tuanya, terutama ayahnya. Dia dan Kareena tak pernah menjenguk mereka lagi. Bukannya menaruh dendam, namun demi mengurung pertengkaran yang bakal terjadi. 

Perempuan berketurunan Punjub itu dinikahi di daerah selatan Thai, setelah berbulan memohon restu ayahnya yang tetap tidak mengizinkannya bernikah dengan alasan berketurunan kafir. Setelah bernikah dia membawa Kareen berjumpa kedua orang tuanya, tapi hasilnya mereka berdua dihalau.

''Haram keturunan kafir menjadi keturunan aku!'' Itu kata titik ayahnya. Dan dia membawa Kareena jauh ke daerah lain. Meninggalkan kerjanya sebagai pengurus di kilang ayahnya.

"Reena, maafkan abang...." dia menahan nafas. 

Matanya mencari jawapan. Tapi tak ada kalimat yang terjaring. Dan ia hanya diam dalam sunyi. Dia sedar, semenjak sakit Kareena lebih banyak diam dari bercakap. Bercakap lebih membuat batuknya berdentum-dentum.

"Reena tidak boleh sakit begini berterusan, sayang. Reena harus mendapat rawatan yang lebih baik. Abang akan pinjam duit dengan ayah." 

"Abang, Reena tidak apa-apa . Keadaan Reena sudah semakin baik. Tak perlulah abang meminjam. Reena sudah dapat bangun... huk...huk...."    Kareena mencuba menyenangkannya dengan membangkitkan badannya, namun dia tidak dapat menyembunyikan sakitnya sehingga batuknya mulai mendera. 

"Tengok tu, Reena kan belum sembuh!" Dia rebahkan badan Kareena supaya berbaring kembali. Dan dia juga turut membaringkan tubuhnya di samping Kareena. Dia meraih Kareena yang kurus kering itu ke dalam dakapannya. Batuk Kareena menyeruak ke langit-langit, menampar hibanya, mengeringkan airmatanya. 

"Abang, tidak usahlah menemui ayah kalau hanya untuk meminjam duit,’’ Kareena bersuara setelah batuknya reda.

Dia hanya membisu. Antara keraguan dan ketakutan. Keraguaan akan penerimaan ayahnya terhadap kehadiran anaknya yang hilang. Dan ketakutan akan kesihatan isterinya yang semakin parah. 
Dia mengurut perlahan belakang isterinya. Dan tanpa sedar, diselangi batuk Kareena dan rencana esok pagi yang sudah tersusun di benaknya, dia akhirnya tertidur dalam kelelahan.


*****

Halaman rumah yang sudah bertahun tidak dia singgahi, masih nampak seperti dulu. Masih kemas dan bersih kerana selalu dimanja tangan ibunya. Ibunya seorang yang rajin dan suka menghias rumah dan laman. Dia menangguk rindu pada setiap perilaku lembut ibunya.

Di halaman itu dia berhenti sejenak, dia teringat semasa kecil. Dia bermain buaian bersama adiknya di samping ayah yang sedang membetulkan letak pasu bunga kala itu. Memori indah itu bermain agak lama dibenaknya sehingga bibirnya mengorak senyum. Dengan perasaan berat, dia beranikan diri untuk menapak arah menuju pintu rumah begitu lamunan silam itu pergi dari benaknya. Sering ada kenangan setiapkali dia melangkahkan kaki di halaman rumah ini. 

"Masih ingat jalan pulang?!" Suara berat dan garau, yang lama pernah dan sering dia kenal, serta merta menghentikan langkahnya. 
Dia berpaling arahkan pandangan secara lambat menuju arah suara itu. Dia temukan wajah ayahnya tanpa gambaran rindu pada wajah tua itu. Yang ada hanya rasa asing nan hambar. Saling tidak mengenal. 

"Apa kabar, ayah... mak...?" Begitu pintu besar itu terkuak berdiri ibunya dan dan ayahnya. Dia mencuba mengakrabi sepotong hati yang beku di hadapannya. Dia menyalaminya ibunya yang kelihatan teduh dalam pilu. Dan dia cuba menyalami ayahnya pula namun tidak ada sambutan. Ah, dulu kami pernah demikian karib dalam hari-hari. Namun sekarang dia mengeluh sendiri di hati.

"Hal yang terlucu yang pernah aku dengar!" Lelaki itu serta merta membuang muka. Meneruskan herdikan bersama kejian terhadapnya. Dia seperti mayat hidup, dicaci tanpa berani menatap, dihakimi tanpa berani membela. 

"Saya perlu duit ayah... Reena sakit.. sakit tenat." 

"Semua orang perlu duit! Semua orang berkerja untuk duit." ujar ayahnya mengherdik. "Dan hanya orang yang tidak tahu diri saja yang berani mengemis duit." 

Perkataan itu membuat dia semakin melupakan niatnya, melupakan lelaki tua di hadapannya itu sebagai seorang ayah, dan melupakan dia sebagai anak yang terlahir dari darah dan daging ayahnya sendiri. Tapi setiap kali mengingat isterinya yang terdampar sakit, maka hilanglah niatnya untuk menentang! 

"Reena sakit, ayah...!" Saya mohon jasa baik ayah.... "Saya pinjam duit tidak banyak, hanya untuk kos pembedahan segera. Dan tidak lama duit itu akan saya kembalikan." 

"Lebih baik mengasihani anjing daripada...." 

"Abang, cukup!" Suara yang dia kenal datang mengherdik dari balik dapur. Ibunya berdiri dengan tangisan berat.

"Pergi... masuk ke dalam!" ayahnya memaki seorang wanita paruh baya itu, yang tidak lain adalah ibunya. 

"Dan kau... pergi dari sini! Dan jangan sesekali datang ke sini lagi!" 

Dia menatap galau. Tiba-tiba kebenciannya membuncah. Dia seperti merasakan kelahirannya adalah satu khilaf. Ya Tuhan, maafkan aku atas kesalahan ini! Dia menjadi sedar kembali dan beristighfar panjang.

Dan dia menyalahkan dirinya, kenapa dia mengabaikan larangan isterinya. 
Dia melangkah pergi, menapaki rumput halaman rumah yang menyimpan kenangan. 
Sesampai di hujung pagar, sepatah suara menghentikan langkahnya. Suara yang perlahan dikenalinya dan pernah akrab suatu waktu dulu

"Pak Jamil?!" 

"Salman, ini pemberian mak kamu." 

"Oh... rezeki dari Tuhan?" 

"Eh, kamu tinggal di mana?" 

Dia terdiam. 

"Pak Jamil, bagitahu mak, terima kasih dan sampaikan salam sayang saya juga dari Reena. Saya akan membayar secepatnya...." 

Dia berlalu secepatnya setelah menerima sampul surat yang berisi sejumlah wang yang diserahkan lelaki tua yang sudah mengabdi hampir separuh hidupnya pada keluarganya itu. Dia memegang erat sampul surat yang berisi wang itu. Wang! Wang yang diperlukannya untuk keperluan perawatan Kareena. Dia melihat senyuman ayu, pipi merah Kareena menguntum seperti dulu. Ceria dan nakal menggamit cintanya.
Dia berlari sekuatnya meninggalkan Pak Jamil.

"Salman, Salman...!" 

Tidak dihiraunya. Suara itu memanggil lagi, dan pelan-pelan hilang di persimpangan jalan menuju jalan raya.

Siang menjalar hingga ke petang
Sambil menunggu reda hujan yang tiba-tiba mengguyur tak begitu lama tadi, dia berkesempatan untuk membeli makanan kesukaan isterinya. Dia turut membeli pisang kaki, pear yang semua itu buah kesukaan Kareena. Sambil menatap kecipak air hujan yang belum reda, dia membayangkan raut wajah Kareena yang akan tersenyum manis. Sebab hari ini dia membawa pulang makanan kesukaannya, dan esok hari Kareena tidak akan di ranjang menanti dia pulang. Sebab dia akan ditemani oleh jururawat di rumah sakit! 

Dalam luruh hujan dia bersenandung dalam hati. Dan berharap hari-hari esok akan melewati hari dengan keindahan.
Hujan belum reda.
Senja yang merambat berlalu menggapai malam. Hari ini seperti kemarin. Untuk kesekian kali, dia memaksa kakinya merempuh genangan becak tar jalan yang bertambah lubangnya dari hari ke hari. Namun malam ini tidak terasa dingin. Ada semangat yang menyala yang menghangatkan badannya, meski lampu jalan masih seperti dulu dengan lapisan kristalnya mulai nampak retak, menambah kelu gelapnya malam dari hari ke hari.

Masih saja tubuhnya dihentam genangan air yang terlindas roda kenderaan.  Namun kali ini dia hanya tersenyum.  Sebab ada secercah harap yang membenderang, meski berupa noktah.  Tidak seperti malam-malam lalu.  Wajah Kareena di mana-mana. Dia ingin cepat sampai ke rumah, merenung binar mata Kareena yang malap itu dan berbisik, esok ada sinar untuknya dan mata itu akan kembali bersinar seperti masa-masa lampau. Dan pipi merah Kareena pasti akan menyerlah kembali.

Di depan pintu rumah. Dia tersenyum. Menyapa kayu rapuh pintu itu. Dia harap untuk kesekian kali, pintu itu dapat bercerita suatu waktu, dan membuatnya bangga bahawa seseorang masih setia menunggunya di rumah. Seseorang yang telah bersamanya mengharungi kehidupan yang maha berat ini. Dan namanya Kareena, isterinya yang tercinta! 
Dalam, sangat dalam harapan yang dilukiskannya. 

Di bawah lantai segelas air teh tumpah, kaca pecah berhamburan bercampur darah yang memerah kental.  Sesusuk tubuh tergeletak kaku bersandar di ranjang. Matanya memejam, namun senyumannya tetap hadir untuk menanti dia pulang. Seperti biasa! 

Pandangannya mengabur. Sekelilingnya gelap.
Dia hanya dapat mengingat kalimat yang sering dicetuskan kepada Kareena sebuah bebelan lembut: 

"Abang sudah kehabisan kata untuk mengingatkan, Reena. Sayang tidur saja di bilik, jangan menunggu abang pulang." 
Namun Kareena selalu berdalih untuk selalu cepat menyambut ketika dia pulang.