Tujuan kumpulan puisi online PBKS ini diwujudkan adalah untuk memartabatkan bahasa melayu kebangsaan dan bahasa nusantara di samping mengeratkan silaturrahim dan ukhuwah dalam dunia penulisan melayu nusantara di maya.Salam persaudaraan serumpun buat semua.

Pihak kami sangat menghargai karya-karya yang dikongsikan di sini. Oleh yang demikian,sebarang pengeluaran semula karya haruslah merujuk dan mendapat keizinan pihak admin terlebih dahulu.

Mimpi Mimpi


:sajak untuk gadis pemintal hujan

kau selalu menceritakan tentang hujan
pada burung pipit, bebek bebek, dan ladang tandus

tentang rinai rindumu dalam basah resah tanah
sedang bebatuan gersang di matamu, tak tersiram

kau selalu menyanyikan tentang hujan
pada awan hitam langit nan kelam dan petir bersahutan
tentang sayap kekasih yang tak lagi utuh kokoh untukmu
hingga bulu-bulu halus di matamu hilang, terbawa air mata

dan kita bertemu, bercerita tentang mimpi-mimpi bumi dan langit
tentang hitam-putih perjalanan cinta anak manusia
mimpiku dalam mimpimu dan mimpimu dalam mimpiku
sebuah sungai hitam penuh luka darah membatasi

kembali kau menenun hujan di kemarau hatiku.

Pamulang 15 juni 2012

PESAN TERSIMPAN DI KEDALAM DADA ABAH


kau selalu anggap aku angkuh, keras bahkan beringas
sedang dulu kau begitu ingin kupanggul di pundak
di bawah purnama segudang kisah kudongengkan
 
“Abah…!” begitu manja serumu setelah letih
minta ditemani, sebab kau takut sendiri
bahkan dalam mimpi aku turut
bawa sekarung bintang

ya! amarah kadang tiada sanggup kutahan
karena begitu menggila cintaku padamu
seluruh ketakutan terjuni kedalam jiwa

entah kedewasaankah yang menyeretmu jauh
padaku tuduh tertuju “angkuh” begitu?
aku jadi sulit artikan isyarat matamu
penuh nyala api, sesekali hujan
tanpa pertanda di jendela

haruskah kukatakan padamu,
betapa harihari adalah lahan gersang
yang selalu kutanami dengan benih harapan
meski kian hari kian menua tak lelah jua, kan?
sedang pada gemetar langgam cinta sepasang senja
kau tak lagi peduli.

Cilegon-Banten.
13-06-2012

Kepak-Kepak Sayap Tanpa Nafas


sekalipun kepak-kepak sayap tanpa desah nafas, camar
laut berdiam diri, atau bicara sendiri
semakin kabur tertutup awan, atau mengakrabi para pinguin

ikan-ikan asing bagi camar, hanya makan angin

laut besolek diri, semakin tak terjangkau
sejak eksistensi camar dihujat habis, sekejap laut berpaling, smenjauh dari pesisir
hanya serupa kelebat wajah laut aroma biru
tak bergeming, sunyi dari debur hati yang bergolak, tak tergairah auramu

camar yang terlucuti, camar yang kini termalu
hanya menunggu rindu sia-sia, terlolosi ingatannya
tiada bantah argumen patah, sejak laut tak lagi membisik camar
laut hanya mengkultuskan poseudon atau dewaruci

apalah arti camar, hanya sebongkah tulang memar
yang akhirnya keropos terhisap waktu, sesap sariputiknya
episode roman telah di penghujung nista
hhmmm camar kini tak berpijak lagi, mengawang tak tentu arah
Mahbub Junaedi
Bumiayu, 13 Jun. 12

Hujan Di Hati

tiada yang dapat menunda pasangsurut, angin dan musim
dan ketika kau datang aku telah bermain pasir
bersenangsenang dengan gugus karang
lama, serta menyapa ombak
menderu bersama gerimis
meski hujan lebat tertahan di mata
lalu menjatuhi lembah
jauh tidak di sisi kita
walau telah rindu
hanya mendung melelah
ingin dekat menjadi sapa hujan

aku mencoba rasakan dingin hujan itu
kembali menghiasi pundak
di sini, pantai hatiku yang selalu melapangkan cinta
padaMu

Batulicin, 13 Juni 2012
Pasir Berpuisi 19

KOTAK PANDORA ITU

pernah aku tercium bebau bunga; di sudut kamar. jarinya melambai-lambai; membawa adrenalin berlompatan, menuju muara yang telah menjanjikannya suatu kecupan
di sudut kamat itu, tanganku mengepal erat; berisi puisi puisi
satu untukmu, selebihnya buat waktu yang akan melahirkan kekupu mungil

Ah! bisa saja yang pernah terlahir dari bibirmu nan gemulai itu adalah mereka
yang tumbuh dewasa, kini terbang menggapai nirwana
dan sebaiknya kita tunggu saja; dengan tubuhku yang makin merapat ke jendela tua itu
hendaklah! kupecah kesunyian ini, dengan menelanjangi rasa mau; menemui yang di ujung sana, via pos merpati
atau kulalui saja jalan yang berliku; lewat kotak pandora yang sedari tadi mengawasiku, dengan matanya menjelma kunang-kunang.

2012,

CERMIN



Wajah siapakah
Mengisahkan warna
Hitam
Biru
Kuning
Merah
Putih
Bernyanyi
Menari
Hari ke hari
Semesta abadi

Pesan Terakhir Adinda


kini pelangi berpendarpendar di mataku
me-liar bebas tarikan delapan penjuru mata angin
kini aku buahbuah kejayaan dunia
kebebasan kini di rahimrahim mulia kaumku
tangisantangisan telah kami tinggalkan
berbuah menjadi permata tak berkesudahan
mari bersama menari !

lihat junjungan kita sang dewi keadilan
bukankah kaum kalian pengarak dan pegukirnya
tubuh moleknya tak renta tersentuh waktu
selendang matanya semakin suci memekat
memanjang sejauh mimpi mengejar doa tuamu
batas tertebas :zaman temukan dirinya sendiri
mari bersama menari !

kini pelangi berpendarpendar berharmoni
luka dan duka bersama meriah beriiringan
hitam putih bersanding mesra bercumbuan
benar salah saling mencinta bersetia
kesetiaan dan penghianatan bersilahturahmi
masihkah kau bersetia di gubuk tuamu, kakanda
mari bersama menari, keparat !

Pamulang 16 juli 2012

MARHABAN.....RINDU DISETUBUHI KEIKHLASAN.


oleh Soetan Radjo Pamoentjak .

demi yang tidak tidur
nur gaib dan berjasad

yang berhawa

yang berakal

yang sempurna di atas penciptaan



demi yang tidak tidur

di atas bumi-bumi yang lupa

di atas bumi-bumi yang ingat

di antara yang menghadap

dalam yang membelakang



pasak-pasak kekar yang berjalan

benda-benda yang mengelilingi

utuh dan bertanda pelepah mersik

di antara bilangan genap

dalam hitungan kurang



telah datang

ke atas bumi-bumi yang lupa

ke atas bumi-bumi yang ingat

di antara yang menghadap

dalam yang membelakang



telah datang

di antara bilangan genap

dalam hitungan kurang

putih benderang menyingkap tirai

bertelanjang rindu disetubuhi keIkhlasan

Domba-Domba Kecil Di Matamu


domba-domba kecil saling berpagutan, menggosok
kepalanya pada lentik matamu
mengunyah mimpi sebungkah demi sebungkah

sesekali kau kedipkan matamu, mengupas rupa
menggunting dunia

lalu kau gembalakan ke dalam dagingmu

DI MANA KAU



di mana kau yang menembus rumah-rumah ke tanahku
sementara bayangmu menerobos masuk
antara meja dan ranjang
di jalan dan di nadi bermadah detak detik
dalam buih gelombang jiwaku
tapi siapa berani mencumbu kakimu. hanya nafasmu
menggeliat perlahan

teruskan. bila air berkilauan menyerbu ke pantai berbatu
membara dalam otak menyelinap antara rongga matamu
gairah itu tak dapat menjawab bisikan langgam
yang pernah ada

NILA

ketika melebur dalam warna
sebatas bingkai kubaca, kufahami
namun aku ingin menafsir seluas pesona
menjelajah belantara hingga tepi, meski hanya fatamorgana
dan sunyi kian lurus menghening
menjatuhkan beban pada neraca bimbang
lalu ku takar kadar cinta pada kesabaranmu
tiada keluhmu terdengar di telinga
seperti biasa, senyummu mengelilingi bingkai tanpa batas

aku telah memulai pada titik masa lalu
dan kita percikkan sejumlah warna
pada bingkai baru, lukislah
tiada sulit memulai mewarnai hatiku
hitam putih merah atau biru

Batulicin, 17 Juli 2012
Pasir Berpuisi 35
Jam 00.14 WIT

HILANG


aduhai adindaku sayang
ke manakah gerangan menghilang
walau tiada rupa untuk diingatkan
mesra adinda menggamit keindahan
membuat kanda rindu sorang-sorang
bagai mengait pada bebayang

pabila malam semakin kerinduan
terbelah rasa menggamit kenangan

aduhai adinda
ribut malam membaham kota
rebah pahlawan patah tiada
lusuh janji hendak kukota
gerangan adinda di mana berada

andainya ini satu ketentuan
relalah kanda mengilas tangan
terbanglah burungku tiada pengkalan
menyanyi bersama alunan sumbang

#MegatKuala

CELETUK

banyak metafora kudapat
di aliran sungai pekat
diairi para laknat!

2012

Bumi-Mu ini ya Guru


secangkir pagi kini mangkir berbagi
pada doadoa anakberanak
pada mimpimimpi anak bumi
tak ada lagi berkat untuk para orangorang benar
:seperti Ayub menggaruk tulahtulah buatan

secangkir rindu kini malah hampir berlalu
pada cintacinta pemuja zaman
pada mimpi kitabkitab buatan
tak ada lagi salah di tiaptiap tafsir
:sepertinya

dan Guru,
kusiapkan semua luka
semua bisa
pada cintaMu yang tidakbiasa.

Pamulang Juli 17 2012

D O A


menjelang malam ini aku ingin lebih mengenal-Mu
lewat desisan nama yang kubisik
nama-Mu dalam dengungan doadoa
dan di waktuwaktu yang telah Kautentukan
kularik katakata ke langit-Mu
memohon perjalanan panjang ini tidak membuatnya sirna
aku ingin mendekap-Mu
dengan telapak tangan yang terbuka
dengan kepalaku yang rebah
dan tulangtulang belakangku yang lurus
kuletakkan diri teramat rendah
di kaki kekuasaan-Mu
aku ingin meresapi makna sujud
ketika Kaujanjikan bahawa itu adalah jalan
mendekat kepada-Mu
kumohon Kau beriku waktuwaktu yang panjang
untuk mengikis deretan dosaku yang tak terbilang.

:Bintang Kartika
20120716

Haiku : PUNGGUK BERMIMPI

menjelang pagi
jangkrik terus menyanyi
pungguk bermimpi

1707120255

BAWA AKU


sunyi, bawa resah amarah dendam dan tangisku
cumbulah tulang-benulangku
seperti kala berjumpa di lorong bisu
berbincang tentang mimpi
tentang segala sepi asa

aku tak waras menginginkanmu
mati kala kau tak bersama
bawa kemana kau mau
ke negeri tak dikenal
ke ladang abu

terlalu lama kubaca jalan
langkahku kian ragu tanpamu

170712

♥ Nyanyian Sepi ♥


sunyi
bawa notnot amarah
dengungan resah juga

serta rintik hujan tangisanku

bergemakan simfoni duka
di pentas beraudienskan diam
tanpa 'standing ovation'
tanpa tepukan gemuruh
: sepi

sunyi
bawa bayu sendu
dendangkan musik perih
mungkin keramaian sepi
menjadi penghibur lara ini

170712
kota singa

SULAMAN BENANG KUSUT



aku mengenalmu dari bebayang mimpi mengalir bagai melodi temukan notnot intonasi.

masih ada jejak kembara menarinari sebentuk imaji mengoar dalam ruang tunggu melepuhkan gempita rasaku.

kupukupu melenggokkan tubuhnya kembali bersiul pipit di sampingnya melapangkan sarang tunggunya.

seketika kulihat lipatanlipatan dalam baju kusutnya ia ingin menyulam namun benangbenang belum terangkai pada padu jarum.

aku ingin berbaju baru kak. bantu aku membuatnya ya dari potongan kainkain perca ini:' rintihmu. tenanglah sayang kita akan membuatnya bersama dan kamu akan memakainya nanti bahkan bisa lebih bagus dari bajumu-bajumereka sekarang: sungguh. kulihat binar bening matanya mengisyaratkan akan mimpimimpinya.

(tanpa terasa airmataku pun mengiringi harapannya)

MS-K 160712

KALA PURNAMA MEMBIAS CAHAYA



Andai ketentuan-Mu memberi segala
biarpun sepi berkurun
namun suasana hati tetap riuh
bergema lantunan suara
membuka penjara hati
kau tak akan pernah bersendiri.

Bila purnama membias cahaya
membisik bahagia di sebalik tabir senja
pasti kau akan tersenyum
istikharahmu mebuka cerita
muslimah yang sedang menanti
malammu tak lagi sepi
dan diniharimu makin hangat
dalam sujud syukur do’amu menadah
andai kesendirian itu bukan milikmu lagi.

Che Fauziah Idris
Kuala Kurau ,
Perak
17 Julai 2012

♥ Puisimu ♥


kaubawa sejambak puisi
setiap kelopak kaulirihkan rindu
tentang segenap rasamu

hingga aroma puisimu masih ada

kaujanjikan semawar puisi
mengalunkan indah rasa rona
hingga kuterbiasa dengan
harihari bersama puisimu

kaupergi bersama hatiku
membiarkan puisipuisimu layu
lalu kering gugur di taman rindu
dan diri tersiksa melalui
harihari tanpa puisimu lagi

170712
Kota Singa

Qasidah Cinta



kanda, kauberjanji akan merinduku seharum hujan dalam puisi. jarak kita, beriak membayang dalam doa dan qalam masih kuzikirkan rindu, lirih ketika jiwa hampir berdebu dan membatu.
lihatlah kerling langit yang hening menderit kata melontar kelam cuaca
kita mengecil dalam rahsia, menggigil bahasa

hidup adalah deru yang menyimpan ribuan lorong tikungan. kita bercinta tanpa sentuhan dan perjumpaan. hanya hadir dalam gulir ingatan yang deras pada nafas hujan dan hempas bayangan. aku khuatir cintamu ditelan kabut semudah nyawa diragut maut lalu lenguh sesal tersengal seperti temali ajal di leher kekal.

aku seperti telah kehilanganmu sebelum sempat menjumpaimu. puisiku berqasidah muram pada sepi wajah tengadah. mengeja lelah dan kalah.

betapa mata hati memiliki kekuatan pandang
hakikat kerinduan adalah ketik keindahan
dan cinta menghulur kekuatan
maka kita begitu dekat mengerat janji
jiwa merungkas batasbatas cemas dan kesedihan
janjimu adalah bunyi yang pejal dalam lengang sunyiku
aku bangkit dari langit yang sempit mendekap rindu dalam temaram:

“harapan adalah nyanyian kehidupan, dari sentuhan tangan Tuhan"

aduhai, rindu ini masih mengalir dalam tabir hati yang sendu dan sunyi. berjanjilah padaku kekasih, seperti terpejamnya mata malam nan sunyi. kauakan menemaniku sehalus jingga dalam senja tanpa henti mengurai bicara dan pesan.

:
Bintang Kartika
20120717

Seruan Rindu


dari ruang hampa
senandung rindu mengusik kalbu
bunga bunga indah penghias taman
luruh … dalam sapuan angin keraguan

kelopak mata menyempit
membaca’menyimak’ mendengar
stiap aksara yang tergores
penuh makna

kasih…
ada keputus-asaan dalam sajakmu
kasih …
ada kebimbangan dalam syairmu
kasih …
ada rindu yang kau tuang dalam stanzamu

kasih….
coba perhatikan kala langit hitam
di sana masih kugambarkan rindu
yang kutulis dengan arakan awan untukmu

kasih …
coba lihat deras derai hujan turun
di sana masih kutuliskan untaian salam rindu
dengan tinta stiap tetesan hujan

kasih…
coba keluar dari teduhanmu
saat terik membakar bumi
masih juga kutuliskan…
syair syair rindu
dengan surya sebagai pena rinduku

kasih…
coba lihat kala senja temaram
kala matahari kembali pada peraduan
sajakku masih berdiri kaku
dengan huruf huruf tentang rinduku padamu

inilah aku
yang hidup dalam keterbatasanku
inilah aku
yang hidup dalam stiap kepingan rindu

Sr juli 2012.

MERINDUMU IBU


Oleh : Widi Prasetio

Ibu, senja tengah merangkak pulang
Sedang aku masih mengukur tanah tualang
Barangkali ada secawan sejuk pengobat dahaga
Atau mungkin akan ada satu malam
Mengilhamkan jawab atas pencarianku
Ibu, do’amu adalah pilar
Biar kutopangkan setiap kali langkah didera letih
Atau saat jiwa mendesahkan rintih
Pada hidup yang terkadang mengisahkan perih
Sampai nanti aku mampu
Menjadi tonggak harapmu, ibu
Seringkali sunyi-sepi
Memaksaku meneteskan butir embun di sudut mata
Melukiskan bulir rindu padamu
Namun kau pun tahu kan bu?
Ada seruan yang mesti kutuju
Harus kuhimpun agar genap utuhku
Menjadi seutuhnya manusia
Perwujudan atas segala doamu
Ibu, malam ini kulanggamkan do’a
Bersama pendar kerinduan
‘Allohumaghfirli wa li wa li dayya, warhamhuma kama Robbayani shoghira’
Amin
Jogja, 17 Juli 2012

Nyanyian Luka...


Nafas....
lagukan seruling lukaku
dalam dakapnya ombak bara
jagakan lautan yang bermimpi
dan...gemalailah Cinta
kejutkan rindu yang tertidur
aku mahu menjerit pada hijaunya rimba
biar terbangun unggas yang terleka
akan terbuka kah jendela yang terkunci
dalam jemarimu masih adakah aku..?
uuhh...wajahmu..suakan pada mataku
dan membiarkan langit membilang petala
dalam renjisnya embun hujan di lantai bumi
akan menghijaukah Sahara di telapak petalaku...?
dengarlah Kekasih....seruling lukaku sedang berbisik...!!

AwaL

~ RINDUKU !!!!!!! ~

jika kau dengar suara suara rinduku
yang terlahir dari Qolbu
kan tak sanggup mendengar
setiap rintihan rindu yang senantiasa
mengalun dalam kepedihannya

hingga matamu yang tajam
akan kuyu bersimbah air mata
kala mendengar, membaca,dan menyimak
setiap kalimat kalimat rindu itu

lelah...

dan haruskah kutuliskan
haruskah kulukiskan tangisan-tangisan rindu itu
hanya agar engkau tahu
tidak..

mencintai bagiku
siap dengan kemanisan dan kepahitan cinta itu
hanya cinta yang membuat kumampu tersenyum
hanya rindu yang membuat kumampu bertahan
hanya janji yang menimbulkan kekuatan
tentang penantianku

ANGIN DAN RUMPUT


angin tak putus menghembuskan nafas pada
rumput yang kedinginan di jalan. menarik beberapa kata
dari gunung, serta sedikit basah bekas menyusuri
sungai yang mengalir pelan.

disuarakan resah sebatang pinus yang diam
di curam bukit. rumput tak bisa berbuat apa-apa
sendirinya pun tengah menyimpulkan kata
yang penuh debu.

"lihatlah nyala dalam gubuk itu" kata rumput
pada angin yang menggoyangkan tubuh
kerempengnya.

2012

PENJAGA RIMBA BARAM II


Sungai Baram airnya kian merah berlumpur
Babi sudah tidak bermain lagi dipinggirnya
Jangankan napuh kijang juga entah mana hilang
Banyak benar lipan-lipan besi punya kompeni
Bising-bising dengan asap melemaskan
Kami Kayan penjaga Baram
Sudah hampa dengar perintah Kenyalang
Mungkin kerana perintah Kenyalang
Jijik lihat wanita kami yang telinganya berlubang dan labuh melandur
Entah esok mungkin kami bertemu Rajah Penan
Minta sedikit pendapat
Bagaimana mahu menjadi kurang ajar
Agar Baram terus menjadi nadi-nadi kehidupan

MFB dunia balak menguntungkan?
17/07/2012 2118hrs

♥ Warna Pelangi ♥


tanpa hiraukan bayu menerpa
kauberlari mengejar pelangi
di atas pasir pantai putih

untuk kauolahkan impi

kaudongak ke atas
yakin bisa menggapai
tak jemujemu kaulompat
ingin menyentuh pelangi itu

lalu kauambil buluh runcing
menghunus ke pelangi
bertaburan warna
jatuh ke atasmu

tersenyum
kauwarnakan pantai
pada ronarona hidup
tanpa ada putih,hitam,abuabu
biar segalanya indah walau realiti tidak
seindah kaulukiskan di kanvas hidupmu.

170712
Kota Singa

DI PURA TANAH LOT

~ Suara Hati ~

hatimu tengah berbicara
tapi tak satu hurufpun
yang engkau tuliskan
tentang risalah hatimu

knapa diam?

debar dan getar itu
kurasakan dengan cintaku
debar dan getar itu
kurasakan dengan rinduku
debar dan getar itu
kurasakan dengan kasihku

diam...
seribu katamu
bermain dalam benakmu
inginmu bermain dengan imajinasimu
senyumku...
menjawab...

memecah kebekuan semua kata
dan kuberlari dalam imajinasi itu

melamun jauh ke imaginasi
ilusi lakonan kita berdua
senyumanmu mencuri kecupan
di bibir mekar dahagakan rindumu

menerawang sukma jauh ke atma
jasad berganti pada nurani jiwa
tangan menyatu dalam ikrar cinta
tatapan kasih mematri kuntuman syair

ingin kuterus tersimpuh di atas
permadaini ilusi nan hakiki
di jari manis ni kausarungkan
ikatan cinta kekal abadi

ingin kuterus hikayatkan novel
kisah kita dari awal hingga akhir
bersama meniti jalurjalur perak usia
ke perjalanan destinasi keredhaanNYA

ya, lamunanku terhenti sejenak
realiti mengetuk sambil berbisik
sabar dan tawakal pada ketentuanNYA
s / n juli 2012

Menyambut Ramadhan

S alam dan shalawat kepada Nabi junjungan kita
E NGKAU Yang Maha Pengsih Pencipta Semesta Raya
L atihan menahan diri sebagai wujud tunduk padaNYA
A muk amarah dan tidak bertabur semena-mena
M emaafkan dan saling mengerti dasar hidup rukun sejahtera
A khlak dan budi perkerti terlahir dari hasil beribadah puasa
T abiat rakus tak berlumut di raga dan jiwa

B erdamai dengan diri sendiri, lingkungan juga terbawa suasana
E ling dan tobat menjalin persaudaraan antara sesama
R endah hati menghargai pandangan yang berbeda
I ri dan dengki tak menghiasi sikap beragama dan berbangsa
B erlapang dada walaupun dikecewakan oleh realita
A smaNYa tak pernah lepas dari ingatan dan kata
D uduk berdiri rebah memohon berkah dan perlindunganNYA
A khir hidup awal kehidupan kekal selama-lama
H indarilah tindakan yang membangkang KeAgungan Sang Pencipta

P aham mana yang hak dan yang bathil
U lah durjana dikendalikan nafsu usil
A sa tertegak tak bersikap bakil
S edekah dan amal jari'ah memupuk sikap adil
A sal ikhlas tak membuat diri menjadi kerdil
................................
18-07-2012,Tky,Jp
irwan djamaluddin 

DOSA IBU


kutarik selimut regangkan kaki, sandarkan lelah
dan pasrah. teringat petuah abah: jalanmu masih panjang
jangan kau gadaikan nafsu, jadilah bintang
.
di hati abah-di hati ummah

subuh geliatkan tawanya, melibas mimpi semalam
kukunyah sarapan pagi; kitab kuning dan rapalan tasrif

duduklah segerombol karib, bermesraan kepulan asap
reguk botolbotol nikmat biadab
penghilang pekat prahara dunia
: kata mereka
sesaat ingin aku beranjak mengikuti; namun bayangan dosa Ibu mengiringi

MS-K/180712

Bukan Itu


setelah bermain-main, ditempelkan wajah imut itu di ranjang kaku
lengkapi letih menggerus. di jelang malam
lipatan percakapan-pertanyaan petang tadi, kembali menemui. bertanya di mana
suara-suara beralamat

dinding pun terkesimak, membayangkan wajahnya jatuh di atas kasur. bersebelahan dengan mimpi-mimpi
yang belum diberi nama

”kapan lagi?”

2012,

Setelah Puisi Bersaksi, Di Manakah Posisi?

Ibarat hidangan, puisi adalah makanan lezat dan bergizi tidak perlu banyak cukup beberapa suap akan langsung kenyang dan tentunya memenuhi seluruh kebutuhan tubuh. Lain hal dengan sajian cerpen dan novel yang sememangnya berisi serangkaian kejadian yang diburaiuraikan agar memenuhi kaidah-kaidahnya masing-masing.

Memang para penggiat dan penikmat puisi tak sebanyak cerpen dan novel namun bagaimana pun puisi memiliki keunggulan yang tak terelakkan, dengan membaca puisi satu bait contohnya, kita bisa menemukan banyak hal dari sebuah rasa, keadaan, kenyataan dan mimpi, hanya dari satu bait puisi (saja). Karena pengolahan puisi dilakukan dengan pemadatan kata yang benar-benar dipertimbangkan masak-masak, pemotongan kalimat yang amat hati-hati, tak hanya racikan bumbu, asupan gizi bahkan hal tampilan sekali pun dilakukan dengan sebaik-baiknya dan direnungkan sedalam-dalamnya sehingga masuk dalam wajan diri dan diolah dengan ruh utuh dan tersajikan penuh rengkuh. Tentu bukan tanpa masalah, karena ternyata tidak semua orang sanggup menangkap symbol-simbol yang disematkan dalam puisi, sehingga acap kali saya dapati pernyataan “Puisi bikin pusing, gw enggak ngerti!” dan naasnya berhenti sampai di sana.

Ketidakmauan pembaca menggali symbol-simbol inilah yang membuat perkembangan puisi di tanah air jadi cukup lambat, bahkan penghargaan terhadap penyair tak lagi diperhatikan walau penyair tak ingin dihargai paling tidak mendapatkan tempat yang layak dan tepat. Karena jika merunut sejarah banyak puisi yang telah menjadi saksi keberadaan manusia, menjadi cerminan zaman dan menjadi pengetahuan tentang keadaan pada masanya.

Saya ambil contoh puisi-puisi Chairil Anwar yang menampakkan keadaan yang begitu keras,  seperti puisi “KARAWANG BEKASI” terlepas dari anggapan-anggapan yang bersinggungan, puisi itu sanggup memberikan gambaran betapa pada masa hidup CA Negara dalam keadaan terancam pun CA mengambil peranan dengan meletupkan semangat juang untuk mempertahankannya. Hal ini nampak dari puisi yang saya kutip berikut ini:

“Teruskan, teruskan jiwa kami Menjaga Bung Karno menjaga Bung Hatta menjaga Bung Sjahrir
Kami sekarang mayat Berikan kami arti Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian”

Selain itu setiap kali membaca puisi-puisi Chairil Anwar, ada nada-nada suram seperti puisi “PENERIMAAN” kalimat “Sedangkan pada cermin aku enggan berbagi” selain sebagai penutup puisi di sinilah nada muram itu sungguh lekat terasa. Serta lompatan-lompatan imaji yang kerap disajikan CA menambah keyakinan saya bahwa pada masa itu tengah terjadi sebuah goncangan baik secara personal mau pun umum. Walau dalam puisi “AKU” yang kerap saya baca dalam ajang lomba baca puisi semenjak SD hingga SMA nampak menyala-nyala bahkan menyalak dan bikin pendengarnya tersedak tetap saja ada nada-nada muram itu :


AKU

Kalau sampai waktuku
‘Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi

Maret 1943


“Dan aku akan lebih tidak peduli lagi/Aku mau hidup seribu tahun tahun lagi” pada penutup puisinya CA selalu membuat kejutan-kejutan dan saya mensinyalir kehidupan pada masa CA memang penuh dengan kejutan walau kejutan itu terasa kecut atau bisa jadi karena kehidupan yang bohemian?

Atau puisi-puisi Soe Hok Gie yang bernadakan cinta namun dalam nada-nada cinta yang begitu lembut, Gie bisa menelusupkan satire yang begitu getir. Soe Hok Gie yang mati lantaran zat beracun di gunung sumeru mendapatkan perhatian yang cukup besar tidak hanya kalangan pecinta puisi namun namanya sangat harum di kalangan aktivis mahasiswa. Pun saya sangat apresiatif dan termotivasi walau pada saat ini aktivis mahasiswa terkurung dalam cengkeraman penguasa dan lebih tergiur oleh kedudukan dan uang. (Curhat Colongan) Salah satu puisi terakhirnya Gie sanggup mengkritisi nurani dengan sajian puisi yang manis.


Ada orang yang menghabiskan waktunya berziarah ke mekkah, 
Ada orang yang menghabiskan waktunya berjudi di wiraza, 
Tapi aku ingin menghabiskan waktuku disisimu sayangku 
Bicara tentang anjing-anjing kita yang nakal dan lucu 
Atau tentang bunga-bunga yang manis di lembah mandala wangi 

Ada serdadu-serdadu Amerika yang mati kena bom di danang 
Ada bayi-bayi yang lapar di Biafra 
Tapi aku ingin mati disisi mu manisku 

Setelah kita bosan hidup dan terus bertanya-tanya 
Tentang tujuan hidup yang tidak satu setan pun tahu 
Mari sini sayangku 
Kalian yang pernah mesra yang pernah baik dan simpati padaku 
Tegaklah ke langit luas atau awan yang menang 

Kita tak pernah menanamkan apa-apa 
Kita takkan pernah kehilangan apa-apa 

Nasib terbaik adalah tidak pernah dilahir 
Yang kedua dilahirkan tapi mati muda 
Dan yang tersial adalah berumur tua 

Berbahagialah mereka yang mati muda 
Mahluk kecil kembalilah dari tiada ke tiada 
Berbahagialah dalam ketiadaanmu 

Jelas terasa getir hidup dalam ketidakadilan. Jika dikaji lebih mendalam lagi, melaui puisi ini (saja) kita sudah dapat gambaran atau bahkan dapat turut merasakan keadaan pada masa itu. Bahkan banyak aktivis mahasiswa di Banten sangat mengidolakan sosoknya begitu pun di BEMNUS (Persatuan Badan Eksekutif Mahasiswa Nusantara) disaat mengadakan pertemuan puisi-puisi Gie kerap dibacakan.


Juga pada sajak-sajak Wiji Thukul yang keberadaan penyairnya hingga saat ini masih dipertanyakan. Antara hidup dan mati tak ada yang dapat memastikan keberadaannya. Puisi-puisi Wiji Tukhul sangat sarat perlawanan dengan gaya bahasa yang lugas keras dan tegas. Tak aneh jika pada akhirnya Wiji Thukul disinyalir diculik dan dibuang kepengasingan oleh penguasa pada masa itu. Puisi “PERINGATAN” contohnya, kata “LAWAN” jadi kata wajib setiap kali aktivis mahasiswa melakukan aksi turun jalan sebagai seruan bagi kawan-kawannya agar tidak mundur pulang sebelum mendapatkan kemenangan. Jika diikatkaitkan dengan sejarah, pada periode 1996-1998, sejarah mencatat terjadi banyak kasus penculikan terhadap para aktivis demokrasi yang akhirnya diketahui bahwa salah satu tim penculikan adalam Tim Mawar yang dipimpin oleh seseorang yang dikenal saat ini adalah…. (Ketua Umum Gerindra). Sebagian diketahui meninggal, sebagian sudah dilepas kembali, dan sebagian statusnya tidak diketahui. Jelas dapat diambil benang merah dan dapat diamini bahwa puisi-puisi WT ditulis dalam pelarian dan persembunyian dan gambaran apa yang dapat ditangkap dari puisi-puisi WT? adalah masa pemerintaha Orde Baru yang amat otoriter dan bengis (Semoga diampuni dosa-dosanya). Dan kepada penyair mari kita baca puisi ini :

Penyair

jika tak ada mesin ketik
aku akan menulis dengan tangan
jika tak ada tinta hitam
aku akan menulis dengan arang
jika tak ada kertas aku
akan menulis pada dinding
jika aku menulis dilarang
aku akan menulis
dengan tetes darah!

sarang jagat teater
19 januari 1988

Apa yang dapat kawan-kawan simpulkan? Simpanlah dalam hati masing-masing pun saya akan menyimpan kesimpulan puisi ini dalam dalam di kedalaman hati.


Lantas bagaimana dengan puisi-puisi Rendra? Sajak-sajak Rendra yang menyuarakan kebebasan suara hati karena pembungkaman oleh pemerintahan Orde Baru. Membuat namanya kian berkibar di belantikan perpuisian Indonesia gaya balada dan pamphlet jadi hal yang asyik untuk ditelisik dengan gaya bahasa yang keras Rendra sanggup merangkum keadaan demi keadaan sehingga puisi benar-benar mampu menjadi saksi yang sexy (Meminjam kata Abah DAM). Untuk contoh puisi Rendra dapat dengan mudah ditemukan di Google atau di blog.

Dari kenyataan demi kenyataan yang saya paparkan, akan betapa kuatnya pengaruh penyair, bukankah semestinya puisi dan penyair ditempatkan pada tempat yang  layak? Paling tidak layak di hati pembaca, bukan sebaliknya puisi dikata basi, lantaran ketidaksanggupan dan ketidakmauan masyarakat mendalami puisi. Hal ini bisa jadi lantaran masyarakat Indonesia lebih suka yang dangkal-dangkal (Percaya?).

Demikianlah esai ini saya tulis ala kadarnya, menguak keberadaan puisi dan penyair. Walau tak seluruh sisi saya kupas, lantaran waktu yang dipunya tak cukup banyak. Semoga ini bisa jadi cerminan dan memberi manfaat paling tidak bagi saya sendiri.

Salam Sayang Selalu

Cilegon-Banten
05-06-2012

Tips Menulis Fiksi Mini

1. Temukan kalimat inti dari yang ingin disampaikan.
contoh: Buku adalah jendela dunia.

2. Dramatasisasi.
Menyembunyikan maksud dari Kalimat Inti ke dalam kalimat-kalimat lain sehingga kalimat tersebut "menyiratkan" makna ke arah Kalimat Inti yang ingin disampaikan.

Contoh:
kalimat inti:
Buku adalah jendela dunia.

fiksi mini:
Aku telah melihat dunia. Namun semua hilang ketika Ayah pulang dan membakar bukuku di ujung petang.

Dan aku...
tak bisa lagi melihatnya, karena duniaku telah kehilangan jendela.
 
 Oleh : Aras Sandi 19 Jun 2012 (20:54), Laman Facebook PBKS

Tadzkirah : Menjauhi Prasangka Buruk

“Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh....” dengan mengawali ucapan salam dan menyitir hadist panjang, “..............Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu pernah menyampaikan sebuah hadits Rasulullah SAW:-

Hati-hati kalian dari persangkaan yang buruk (zhan) karena berprasangka buruk itu adalah ucapan yang paling dusta. Janganlah kalian mendengarkan ucapan orang lain dalam keadaan mereka tidak suka. Janganlah kalian mencari-cari aurat/cacat/cela orang lain. Jangan kalian berlomba-lomba untuk menguasai sesuatu. Janganlah kalian saling hasad, saling benci, dan saling membelakangi. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara sebagaimana yang Dia perintahkan. Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lain, maka janganlah ia menzalimi saudaranya, jangan pula tidak memberikan pertolongan/bantuan kepada saudaranya dan jangan merendahkannya. Takwa itu di sini, takwa itu di sini.”

Beliau mengisyaratkan (menunjuk) ke arah dadanya. “Cukuplah seseorang dari kejelekan bila ia merendahkan saudaranya sesama muslim. Setiap muslim terhadap muslim yang lain, haram darahnya, kehormatan dan hartanya. Sesungguhnya Allah tidak melihat ke tubuh-tubuh kalian, tidak pula ke rupa kalian akan tetapi ia melihat ke hati-hati dan amalan kalian.” Dirawi oleh (Bukhari dan Muslim).

Berprasangka buruk atau dengan istilah yang lain adalah shuudzon lawan dari khusnudzon, sesuatu yang wajib dihindari, karena sifat ini sangat dilarang oleh agama dan bila dilakukan akan berdosa. Apabila saat berprasangka buruk terhadap saudara kita sesama muslim lantas sama sekali tidak mau menolong saat saudara kita sangat membutuhkannya, sedang saudara kita itu tidak seperti yang dipersangkakannya. Kecurigaan yang berlebihan, apalagi sampai menuduh tanpa dibarengi bukti yang kuat akan menjurus pada berbuatan fitnah. Makanya saudara-saudaraku sekalian, para jamaah masjid, sampaikanlah apa yang sedang kita bahas ini pada saudara kita yang lain untuk tidak dengan gampang berprasangka buruk.”

Sebagaimana Alquran menerangkan dalam ayat dua belas pada surah (Al Hujurat) yang artinya, “Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah oleh kalian kebanyakan dari persangkaan karena sesungguhnya sebagian dari persangkaan itu merupakan dosa.”, jadi, persangkaan yang dimaksud di sini yang merupakan perbuatan dosa adalah persangkaan buruk terhadap sesuatu, karena sangat berkemungkinan menjurus pada tuduhan yang tak beralasan.

Lebih baik bila kita biasakan selalu berprasangka yang baik-baik saja, selalu mengambil hikmah dari setiap kejadian dan selalu tawaddu’, rendah hati, selalu menunduk, melihat orang-orang yang lebih rendah dari pada kita agar kita selalu pandai bersyukur. Sebagai akhir dari pengajian kita kali ini coba kita menyimak hadist ini, Rasulullah SAW, bersabda :-
 “Sesungguhnya ada orang yang secara lahiriah terlihat berbuat amal ahli surga, padahal ia ahli neraka. Dan ada seseorang yang secara lahiriah ia berbuat amal ahli neraka, padahal ia ahli surga. ” dari (Bukhari dan Muslim).

Billahittaufiq walhidayah, wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh

 28 Jun 2012