dan jerit kera berebut jagung di kebun
bagaimana bisa aku bicara tentang penghuni kastil-kastil tua?
pada tumpukan jerami kering
mataku menemukan buku hidup yang terbuka
menghargai peran kebo
sebagai bagian dari tumbuhnya lebat semesta
aku bukan penyair
bukan pula seorang pemikir – hanya seorang hamba
yang bercocok tanam kata-kata
mencatat dan menulis apa adanya
bukan sufi
bukan pula cahaya nabi
apakah aku berdosa
ketika berkaca pada sebutir biji padi
menemukan makna sahaja
dari sujud kesederhanaannya?
mata bulan dan mata embun
lebih bermata mana
untuk menterjemahkan yang fana dan yang baka, wahai Tuan?
Magelang, 2012
No comments:
Post a Comment