Kelopak pagi perlahan terbuka
Buana menggeliat, ranting-ranting pohon berdesis mengucap salam pada sesama
Langit bagai hamparan sutra berwarna kelabu berhias mega di setiap sudutnya Bumi masih menggigil berselimut ribuan tetes embun yang erat mendekapnya
Mentari entah dimana sinarnya
Mungkin masih bersembunyi di balik bentangan mega atau tengah bertasbih menyebut asmaNya.
Ketika pagi makin riuh dipenuhi gelak tawa manusia
Alam raya mulai terjaga, pepohonan berdendang, burung malam hilang seketika
Namun langit masih enggan menampakkan kecantikannya
Karena angin hanya mampu mengusir tetesan embun, gumpalan mega tak jua sirna.
Mentari masih merahasiakan posisinya
Entah di sorga atau tengah tertunduk di sampingNya, menunggu perintah untuk membagi cahya ke seluruh jagat raya.
Pagi terus bergulir, alam beranjak menuju waktu dhuha.
Sementara langit masih terlihat bermuram durja
Mentari tak jua menampakkan sinarnya
Bumi terdiam penuh tanda tanya
Di sudut kamarku, di atas hamparan sajadah aku berdoa:
“Ya Tuhan Robbul Izzati, bimbinganlah hamba meraih ridho-Mu, memetik hikmah dari setiap ayat-Mu, mereguk cinta dari Yang Maha Sempurna…”
Bekasi, 28 Februari 2012
(Tajam Tak Bertepi)
Buana menggeliat, ranting-ranting pohon berdesis mengucap salam pada sesama
Langit bagai hamparan sutra berwarna kelabu berhias mega di setiap sudutnya Bumi masih menggigil berselimut ribuan tetes embun yang erat mendekapnya
Mentari entah dimana sinarnya
Mungkin masih bersembunyi di balik bentangan mega atau tengah bertasbih menyebut asmaNya.
Ketika pagi makin riuh dipenuhi gelak tawa manusia
Alam raya mulai terjaga, pepohonan berdendang, burung malam hilang seketika
Namun langit masih enggan menampakkan kecantikannya
Karena angin hanya mampu mengusir tetesan embun, gumpalan mega tak jua sirna.
Mentari masih merahasiakan posisinya
Entah di sorga atau tengah tertunduk di sampingNya, menunggu perintah untuk membagi cahya ke seluruh jagat raya.
Pagi terus bergulir, alam beranjak menuju waktu dhuha.
Sementara langit masih terlihat bermuram durja
Mentari tak jua menampakkan sinarnya
Bumi terdiam penuh tanda tanya
Di sudut kamarku, di atas hamparan sajadah aku berdoa:
“Ya Tuhan Robbul Izzati, bimbinganlah hamba meraih ridho-Mu, memetik hikmah dari setiap ayat-Mu, mereguk cinta dari Yang Maha Sempurna…”
Bekasi, 28 Februari 2012
(Tajam Tak Bertepi)
No comments:
Post a Comment