Sepikah Malam Tanpa Bulan Dan Pungguk

Sepikah malam tanpa bulan dan pungguk
yang tak kedengaran rintih rindu atau syair syahdu
atau hatilah yang mencipta harapan pada tiap rona hitam
lalu hati adalah pencipta warna-warna ilusi dari mimpi yang tak bertepi
walau sebenarnya hari baru saja ditinggalkan mentari
walau sebenarnya mentari baru saja melintasi sempadan gelap
agar hati mengerti betapa besarnya rahmat cerah yang telah pergi
agar hati mengerti betapa besarnya rahmat gelap yang menyambut hari.

Sepikah malam tanpa bulan dan pungguk
yang kehilangan wadah cinta dan rindu menjadi tepu
lalu hati menadah kebisingan pada suara-suara tanpa arah
lalu hati menadah keriuhan pada kabus-kabus hiasan malam
walhal malam dipenuhi zikir cengkerik di luar pagar rumah
walhal zikir masa tak pernah berhenti walau sesaat di hiasan dinding rumah
lalu kenapa kita mati dan beku dalam sepi,sekadar kehilangan bening wajah bulan
lalu kenapa kita mati dan beku dalam sepi,sekadar kehilangan suara rindu pungguk
dan denyut nadi terus berzikir,dalam hati kita yang sedang kehilangan aksara cinta
dan nafas terus berzikir,dalam hati kita yang sedang mendustai cinta kasih Tuhan

Malam itu lantai berpijak ,lalu berlarian para sufi mengetuk pintu makrifat
malam itu sentiasa disinari cahaya seribu bulan dalam hati dipayungi langit lailatul qadar
malam itu terlebih mahal dari dunia dan segala isinya dalam cermin hati orang yang sentiasa bertafakkur
dan kita jadilah pungguk yang tak pernah kehilangan bulan baik malam mahu pun siang.

Yajuk
Bukit jering
5 mei 2012