Tujuan kumpulan puisi online PBKS ini diwujudkan adalah untuk memartabatkan bahasa melayu kebangsaan dan bahasa nusantara di samping mengeratkan silaturrahim dan ukhuwah dalam dunia penulisan melayu nusantara di maya.Salam persaudaraan serumpun buat semua.

Pihak kami sangat menghargai karya-karya yang dikongsikan di sini. Oleh yang demikian,sebarang pengeluaran semula karya haruslah merujuk dan mendapat keizinan pihak admin terlebih dahulu.

Jalan Kejayaan


Ketika terlahirnya aku, dan harus memilih jalan yang hendak dilalui, aku memilih jalan yang mengarah ke barat. Jalan itu bermula di Hutan Kanak-Kanak, dan hujungnya di Kota Kejayaan. Beg aku terisi  penuh dengan pengetahuan, namun turut serta beberapa kebimbangan  dan beban.

Galasanku yang paling berharga adalah impian memasuki gerbang cemerlang Kota Kejayaan.  Aku  sampai di sungai tidak terseberangi, dan bimbang impian aku akan lenyap.  Tetapi aku menemukan sebongkoh batu tajam, memotong sebatang pohon lalu menciptakan sebuah jambatan untuk aku menyeberang. Hujan mulai turun, dan aku begitu dingin, menggigil dan mulai ragu-ragu.  Tapi aku  membuat payung dari daun-daun dan menangkis semua air dingin.  Perjalanan itu ternyata lebih lama dari yang aku rencanakan. Aku tidak lagi memiliki sisa makanan. 

Daripada kelaparan sebelum impian tercapai, aku belajar memancing.  Lelah sekali akibat jalan tanpa henti, dan aku teringat pada beban di galas dalam beg. Satu persatu beban kubuang, menambah kecepatan lagi. Cuma masih tinggal kebimbangan yang menghalangiku.

Aku dapat  melihat Kota Kejayaan, hanya di seberang, di balik rimbunan pohon.  Akhirnya tujuan tercapai.  Seluruh dunia akan iri.  Aku tiba di Kota Kejayaan, tetapi gerbangnya berkunci.  Penjaga gerbang mengangkat  kening dan mendesis;

"Kamu telah menyia-nyiakan waktumu.  Aku tidak dapat mengizinkan kamu masuk. Namamu tidak ada dalam rekod pendaftaran.”

Aku berteriak dan menjerit sekuat hati, merasa hidupku baru saja berakhir.  Untuk pertama kalinya sepanjang hidup, aku palingkan kepala, dan untuk pertama kalinya menghadap ke timur.  Aku melihat semua hal yang aku lakukan di tengah jalan, semua rintangan yang telah dilewati.  Aku  tidak boleh memasuki  Kota Kejayaan, tapi itu tidak bererti aku  tidak menang. Aku sudah mengajari diri sendiri cara menyeberangi sungai, melindungi diri dari hujan. Aku belajar menjaga hatiku terbuka, sekalipun kadang-kadang membiarkan kepedihan merasuk. Aku belajar dengan berpaling ke belakang, bahawa hidup tidak sekadar belajar bertahan hidup. Kejayaanku ada di perjalanan, bukan pada kedatanganku.

~ Bintang Kartika

No comments:

Post a Comment