Ketika terlahirnya aku, dan harus memilih jalan yang hendak dilalui, aku memilih jalan yang mengarah ke barat. Jalan itu bermula di Hutan Kanak-Kanak, dan hujungnya di Kota Kejayaan. Beg aku terisi penuh dengan pengetahuan, namun turut serta beberapa kebimbangan dan beban.
Galasanku yang paling berharga adalah impian memasuki gerbang cemerlang Kota Kejayaan. Aku sampai di sungai tidak terseberangi, dan bimbang impian aku akan lenyap. Tetapi aku menemukan sebongkoh batu tajam, memotong sebatang pohon lalu menciptakan sebuah jambatan untuk aku menyeberang. Hujan mulai turun, dan aku begitu dingin, menggigil dan mulai ragu-ragu. Tapi aku membuat payung dari daun-daun dan menangkis semua air dingin. Perjalanan itu ternyata lebih lama dari yang aku rencanakan. Aku tidak lagi memiliki sisa makanan.
Daripada kelaparan sebelum impian tercapai, aku belajar memancing. Lelah sekali akibat jalan tanpa henti, dan aku teringat pada beban di galas dalam beg. Satu persatu beban kubuang, menambah kecepatan lagi. Cuma masih tinggal kebimbangan yang menghalangiku.
Aku dapat melihat Kota Kejayaan, hanya di seberang, di balik rimbunan pohon. Akhirnya tujuan tercapai. Seluruh dunia akan iri. Aku tiba di Kota Kejayaan, tetapi gerbangnya berkunci. Penjaga gerbang mengangkat kening dan mendesis;
"Kamu telah menyia-nyiakan waktumu. Aku tidak dapat mengizinkan kamu masuk. Namamu tidak ada dalam rekod pendaftaran.”
Aku berteriak dan menjerit sekuat hati, merasa hidupku baru saja berakhir. Untuk pertama kalinya sepanjang hidup, aku palingkan kepala, dan untuk pertama kalinya menghadap ke timur. Aku melihat semua hal yang aku lakukan di tengah jalan, semua rintangan yang telah dilewati. Aku tidak boleh memasuki Kota Kejayaan, tapi itu tidak bererti aku tidak menang. Aku sudah mengajari diri sendiri cara menyeberangi sungai, melindungi diri dari hujan. Aku belajar menjaga hatiku terbuka, sekalipun kadang-kadang membiarkan kepedihan merasuk. Aku belajar dengan berpaling ke belakang, bahawa hidup tidak sekadar belajar bertahan hidup. Kejayaanku ada di perjalanan, bukan pada kedatanganku.
~ Bintang Kartika
No comments:
Post a Comment