pucuk-pucuk cemara diamkan malam
hadirkan isak-tangis siksa makam-makam
gentar meredam ribuan puan dendam
laksana asmara tanpa gurindam
engkau tak bosan menghitamkan cinta,
bisiknya pada waktu !
lalu terdengar senandung pesona rembulan riang berdendang
bersama denting re-ranting pada corak dedaunan jalang
yang berjari-jemari bergigi-geligi juga meliuk mendusta
kamilah pepohonan penghasil nafas indah dunia, seru pepohonan
dan kembali pucuk-pucuk cemara jatuh di peluh asmara,
bersama rinduku pada adinda yang tak lagi dimaknai.
Pamulang, 19 April 2012
No comments:
Post a Comment