Kau bunga kutikam lekat
Jantung kala itu lebih keras berdetak
Matamu sulit menolak
Cinta yang aku simpaan di lengan kiriku
Senyum saja dan lelakimu akan menikmatinya
Belum terlambat
Kau bisu sekejap
Lalu kau rangkul cintaku lekas
Kita terbuai sampai diakhir pekat
Selendang biru bercampur perak
Kau balut lembut nafsuku yang mulai melarat
Tersadar
Batas kita sebujur dengan penolakan malaikat
Iblis berseliweran di gelapgelap sepi
Dan kau mampu membendung goda
Kau tahu Dik
Bulan pasti bersinar di wajahmu
Malam ini, sebelum kita berpisah
Sebelum kita mengikat rindu pada sepi
Beri satu ciuman hangat untuk aku
Satu saja, jika benar kau tak pernah tergoda
Laknatlah hasrat dangkal ini, aku rela!
Kemudian kau diam sejenak
Menunggu amuk bibirku yang belum jua usai
Kau tatap lekat
Sementara malu ku sudah dari tadi menetes siasia
Aku salah
Tapi cintaku tak pernah salah melamarmu
Di malam padang cahaya
(Pernyataan permintaan)
Ardiansyah Fauzi : 02.48 am..
Jantung kala itu lebih keras berdetak
Matamu sulit menolak
Cinta yang aku simpaan di lengan kiriku
Senyum saja dan lelakimu akan menikmatinya
Belum terlambat
Kau bisu sekejap
Lalu kau rangkul cintaku lekas
Kita terbuai sampai diakhir pekat
Selendang biru bercampur perak
Kau balut lembut nafsuku yang mulai melarat
Tersadar
Batas kita sebujur dengan penolakan malaikat
Iblis berseliweran di gelapgelap sepi
Dan kau mampu membendung goda
Kau tahu Dik
Bulan pasti bersinar di wajahmu
Malam ini, sebelum kita berpisah
Sebelum kita mengikat rindu pada sepi
Beri satu ciuman hangat untuk aku
Satu saja, jika benar kau tak pernah tergoda
Laknatlah hasrat dangkal ini, aku rela!
Kemudian kau diam sejenak
Menunggu amuk bibirku yang belum jua usai
Kau tatap lekat
Sementara malu ku sudah dari tadi menetes siasia
Aku salah
Tapi cintaku tak pernah salah melamarmu
Di malam padang cahaya
(Pernyataan permintaan)
Ardiansyah Fauzi : 02.48 am..
No comments:
Post a Comment