Tujuan kumpulan puisi online PBKS ini diwujudkan adalah untuk memartabatkan bahasa melayu kebangsaan dan bahasa nusantara di samping mengeratkan silaturrahim dan ukhuwah dalam dunia penulisan melayu nusantara di maya.Salam persaudaraan serumpun buat semua.
Pihak kami sangat menghargai karya-karya yang dikongsikan di sini. Oleh yang demikian,sebarang pengeluaran semula karya haruslah merujuk dan mendapat keizinan pihak admin terlebih dahulu.
Pihak kami sangat menghargai karya-karya yang dikongsikan di sini. Oleh yang demikian,sebarang pengeluaran semula karya haruslah merujuk dan mendapat keizinan pihak admin terlebih dahulu.
Pahit, Hitam Namun Harum
Saya harap kita dapat berjalan bersama, walau di bawah hujan dan badai salju yang lebat. Tetap melangkah walau angin menerbangkan kita sepertinya anai-anai yang terserak, tetap dapat bernafas meski udara telah kering tiada lagi kelembapan.
Saya berilusi, betapa indahnya berjalan bersama kamu tanpa alas kaki di atas rumput hijau yang basah kerana embun. Betapa nikmatnya titis hujan yang turun pada pelataran kita. Meruapkan aroma kesegaran yang penuh pengharapan. Melepas segala penat yang telah kita lalui sepanjang langkah kita mengayun.
Hari itu, kita akan melepaskan segala keletihan dengan perjalanan panjang yang kita lalui, sehingga kita menemukan; Hari ini.
Setiap malam saya mengingati kamu. Mata saya telah melihat banyak bintang-bintang berjatuhan di saat kamu lena dipelukan mimpi. Saya sering tertanya kepada diri saya sendiri betapa di atas dunia ini terdapat begitu banyak pasangan yang saling mencintai tetapi mengapa saya yang menjadi kekasih tak bahagia?
Semoga secangkir kopi dapat menjadi teman akrab saya malam ini, mendengarkan pahitnya hati saya yang saya harap dapat seharum kemboja di laman. Menampung keluhan-keluhan saya, sampai saya menyerah dan terlelap dalam pelukan malam. Pahit, hitam... namun harum. Saya saja yang belum menemukan harum itu. Seperti seorang kanak-kanak yang pertama kali meneguk secangkir kopi, pahit dan hitam. Tapi semua orang mengaguminya, menjadikannya minuman berkelas di kedai-kedai para eksekutif.
Saya hanya belum menemukan harum itu. Seperti seorang kanak kanak yang pertama kali meneguk secangkir kopi, ia belum menemukan nikmatnya. Ia cuma hanya merasakan pahit dan hitam. Namun jika ia setia untuk meminum kopi itu, ia kelak akan menemukan keharuman. Ia akan menyedari nikmat yang selama ini orang kagumi.
Saya baru saja merasakan pahit dan hitam. Namun saya tahu, jika saya setia saya akan menemukan keharuman. Keharuman yang konon diagung-agungkan, keharuman yang konon begitu dalamnya. Keharuman yang menginspirasi berjuta manusia dan pujangga. Keharuman dari hidup. Keharuman rasa. Keharuman cinta.
~ Bintang Kartika
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment