Sahabatku,
kita serupa dua aliran air, diam-diam bertanya akan keberadaan muara,
dalam tenang riak-riak mendesah resah, juga kegamangan ini menghadirkan
gelombang fatamorgana. Tak usah risau serba tanya ketika kebersamaan
menjadi genangan. meski perlahan akan menyusut, menjadi kerak-kerak
bumi yang patah dan merabuk. Biar saja hujan akan datang merinai
kata-kata.
Dan puisi akan bermandikan kehangatan, saling jabat erat merenangi samudera kehidupan yang kerap mengundang badai.
Dan puisi akan bermandikan kehangatan, saling jabat erat merenangi samudera kehidupan yang kerap mengundang badai.
Mari sini semua.Teruslah mengaliri fitrah juga titah-Nya yang tiada tertawar. sebelum kita bertemu membawa sebungkus puisi dalam sepintal senyuman tulus.
Berhenti memberi tanda kurung pada makna,di sini bebas saja berkarya, serupa deburan ombak yang terus bergemuruh. Teruslah mengalir hingga kelak kita akan sama-sama menemukan muara bening beraroma mawar.
✿ ~ Salam hormat buat peminat puisi ~✿
No comments:
Post a Comment